Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rumah Penuh Cinta di Pendopo Habibie dan Ainun

14 September 2019   01:19 Diperbarui: 15 September 2019   13:32 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta itu indah, cinta itu saling memiliki. Begitulah cara Eyang Habibie menumpahkan cintanya untuk Eyang Ainun dalam bentuk sebuah rumah Pendopo Cinta Habibie-Ainun di kawasan Jakarta Selatan yang sejuk penataan rumahnya.

Mendatangi rumah almarhum Eyang BJ Habibie di Komplek Patra Jasa, Kuningan, Jakarta Selatan terasa adanya aura penuh cinta dan kemesraan.

Foto sweet memory mereka berdua (dok asita)
Foto sweet memory mereka berdua (dok asita)
Tidak seperti rumah pasangan biasa yang haus cinta. Di rumah penuh kasih sayang ini di teras rumah sudah terasa ada aura cinta. 

Tulisan prasasti dengan nama Pendopo Habibie dan Ainun menunjukkan kepada para tamu yang datang di depan rumah bahwa rumah tersebut adalah rumah bersama pasangan abadi Habibie-Ainun yang dilengkapi tanda tangan mereka berdua.

Baru sekali ini saya memasuki sebuah rumah dengan dilengkapi prasasti tanda tangan kedua pasangan penghuni rumah yang lokasinya sangat elite di kawasan Kuningan, Jakarta Timur.

Tanda tangan Habibie dan Ainun di pendopo cinta (dok asita)
Tanda tangan Habibie dan Ainun di pendopo cinta (dok asita)
Memasuki ruang keluarga, lebih terasa aura cinta terpancar dari seluruh penjuru rumah. Di mana di setiap dinding tembok ada foto Eyang Habibie dan Eyang Ainun berdua. Di salah satu pigura besar berisi kenangan foto mereka berdua dengan judul Sweet Memory berisi foto mereka berdua di beberapa tempat.

Di sisi tembok lain ada puisi yang disimpan dalam pigura dengan judul "Ibu Selamat Jalan," In memoriam Ibu Ainun Habibie 1937-2010.

Isi cuplikan puisi yang mengharukan tersebut yaitu:

Hari Ahad menjelang siang
Aku mendengar kabar ibu kritis
Hatiku tiba-tiba redup
Orang-orang yang mengenalmu
Tiba-tiba berduka
Mendung terasa

Ketika hari menapak senja
Terdengar kabar engkau telah wafat
Kepergianmu mengejutkan kami di tanah air

Foto Eyang Ainun ada di banyak ruangan (dok asita)
Foto Eyang Ainun ada di banyak ruangan (dok asita)
Begitu antara lain cuplikan penuh cinta puisi untuk Eyang Ainun ketika meninggal dunia sekitar 9 tahun yang lalu.

Di rumah penuh cinta itu yang ditata dengan meubel gaya klasik juga ada lemari khusus berkaca yang berisi berbagai macam tanda jasa yang pernah diterima Eyang Habibie dan Eyang Ainun.

Tidak ada kesan mewah ketika saya memasuki ruang tamu dan ruang keluarga. Tetapi aura cinta sangat kental terasa di mana foto berdua pasangan Eyang Habibie dan Eyang Ainun terlihat mencolok mendominasi ruangan.

Lemari dengan dinding kaca yang tembus pandang berisi banyak tanda jasa penghargaan selama Eyang Habibie menjabat Presiden atau pun ketika menjadi Meristek dan Direktur Utama PT Dirgantara.

Di dinding ruang keluarga, ada foto khusus setengah badan Eyang Ainun sedang memakai kebaya Jawa berwarna ungu dan foto Ainun sedang tersenyum dengan foto close up. 

Foto ketika Eyang Ainun mendapat penghargaan tanda jasa Bintang Maha Putera juga menghias salah satu dinding tembok yang ditata rapi penuh dengan foto pasangan penuh kasih tersebut.

Hiasan dinding berbentuk pintu kaabah (dok asita)
Hiasan dinding berbentuk pintu kaabah (dok asita)
Di salah satu dinding utama di ruang keluarga ada lukisan wajah Eyang Habibie dan di atas lukisan itu dipajang foto kedua orangtua dari Eyang Habibie dan Eyang Ainun.

Lukisan Eyang Habibie dan foto orangtua (dok asita)
Lukisan Eyang Habibie dan foto orangtua (dok asita)

Selain banyak foto berdua, di sisi dinding yang lain juga banyak lukisan bertulisan kaligrafi huruf Arab dan lukisan bergambar pintu Kaabah. Ini pertanda bahwa Eyang Habibie juga orang yang relegius dan penuh dengan cinta.

Ruang keluarga yang hangat (dok asita)
Ruang keluarga yang hangat (dok asita)
Penataan kursi sofa warna krem di pojok ruangan ditata dengan latar belakang lukisan bunga teratai warna pink. 

Eyang Habibie ternyata suka koleksi lukisan juga.I ni terbukti di dinding tembok juga ada lukisan beberapa bunga mawar dan burung merpati putih.

Selamat jalan Eyang Habibie, sekarang Eyang sudah bertemu dengan belahan hati, pujaan cinta Eyang Ainun di akhirat. 

Mereka bersanding berdua di makam Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta dengan pemakaman penuh upacara militer yang dipimpin inspektur upacara Presiden Joko Widodo kemarin hari Kamis, 13 September pukul 13.00 di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun