Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontroversi Busana Cinta Laura di Acara JFC Tidak Tepat

8 Agustus 2019   04:45 Diperbarui: 8 Agustus 2019   08:05 2216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jember Fashion Carnaval telah selesai digelar dengan sukses meski terjadi kontroversi dengan penampilan artis Cinta Laura yang dianggap seronok.

 Kemarin beberapa perwakilan dari organisasi massa melakukan demo di depan kantor Pemda Jember memprotes penampilan Cinta Laura yang konon katanya merusak wibawa Jember sebagai kota santri.

Menurut saya pribadi, masyarakat yang melakukan demo tersebut mainnya kurang jauh. Karena penampilan sehari-hari anak-anak gadis di mall-mall Jakarta sudah biasa memakai celana  hot pans dan baju tank top seperti busana yang dipakai Cinta Laura hanya lebih simple karena bukan untuk peragaan mode.

Yang lebih lucu lagi yang melakukan demo tidak pernah terdengar mendemo praktek pelacuran liar di daerah antara kawasan jalan raya antara  Paleran-Kencong dan Tanggul .

Di kawasan tersebut di malam hari yang konon katanya suasana jalanan kalau malam hari diabiarkan gelap tidak ada lampu penerang jalan.

Praktek pelacurabn liar di sana selama ini dibiarkan oleh masyarakat dan aparat. Jadinya aneh kalau yang gini-gini praktek pelacuran liar dibiarkan beroperasi sementara sebagian masyarakat menganggap Kota Jember adalah Kota Santri. Yok opo iki rek.

Sebagai warga perantauan yang lahir di Jember merasa prihatin dengan demo dari masyarakat yang  memprotes acara Jember Fashion Carnaval tersebut.

Karena Jember Fashion Carnaval (JFC) telah menjadi salah satu agenda pariwisata nasional yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata dan Presiden Jokowi telah mendukung acara tersebut dengan kedatangannya di Jember pada acara JFC dua tahun yang lalu.JFC adalah salah satu carnaval terbesar di dunia nomer dua setelah Carnaval Rio de Jainero Di Brasil.

Menyikapi para pendemo, Bupati Jember dr Faida telah melakukan permohonan maaf dengan penampilan Cinta Laura .

Tetapi tidak semua tokoh masyarakat Jember mendukung para pendemo.  Mursyid Thoriqoh Naqsabandiyah Wal Qodiriyah sekaligus pendiri Pondok Pesantren Ngasor di Desa Jatiagung, Kecamatan Gumukmas Gus Nur Mustofa mendukung penampilan Cinta Laura di Jember Fashion Carnaval (JFC) sebab penampilannya dalam rangka membangun budaya seni.

Gus Mus, demikian sapaan karib Gus Nur Mustofa,  memberikan pendapat seiring dengan lahirnya pro dan kontra di tengah masyarakat Jember terkait dengan penampian artis ibukota, Cinta Laura di JFC yang mengenakan kostum Hudog dengan memperlihatkan bagian pahanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun