Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Hasti Utami, Pencetus Tamasya Lin Kuning di Kota Jember

29 Juli 2019   20:48 Diperbarui: 1 Agustus 2019   11:46 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata lin kuning jember| Dokumentasi akun Facebook Hasti

Bagi pemakai angkutan kota di Jember, Jawa Timur nama Lin Kuning menjadi sebutan umum untuk memberi nama angkutan umum mobil berplat polisi kuning dan badan mobil yang berwarna kuning.

Lin Kuning memiliki jurusan trayek ke Arjasa, Pakusari, Kampus Tegalboto, dan Tawangalun menjadi andalan masyarakat Jember untuk melakukan perjalanan menuju pasar, sekolah, dan bekerja.

Hasti Utami pencetus wisata Lin Kuning Jember| Dokumentasi akun Facebook Hasti
Hasti Utami pencetus wisata Lin Kuning Jember| Dokumentasi akun Facebook Hasti
Lin Kuning yang keberadaannya sudah hampir 35 tahun menjadi andalan angkutan umum di dalam Kota Jember ini sekarang meredup karena banyak motor milik pribadi yang dimiliki masyarakat dan ojek online.

Karena itu Hasti mempunyai ide untuk membuat sopir Lin Kuning tetap sejahtera dengan mengembangkan wisata dengan angkutan kota Lin Kuning. Tujuannya adalah untuk membantu kesejahteraan sopirnya maka Tamasya Lin Kuning menjadi andalan seorang wanita entrepreneur yang memiliki berbagai macam bisnis ini.

Dokumentasi Asita DK
Dokumentasi Asita DK
Uniknya tujuan Hasti melakukan tamasya dengan angkutan kota berwana kuning di Kota Jember itu bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk membantu masalah ekonomi para sopir angkutan kota yang sudah meredup di Jember karena sepinya penumpang angkutan umum.

Suatu saat, timbul ide dalam pikirannya untuk mensejahterakan sopir angkutan Lin Kuning dengan cara mengajak kerja sama mengantar tamu berwisata ke beberapa destinasi tujuan wisata yang ada di Jember.

Peserta wisata lin kuning | Dokumentasi Asita DK
Peserta wisata lin kuning | Dokumentasi Asita DK
Tujuan wisata yang telah dilakukannya mulai ke Pantai Payangan, Sukorambi, Kebun Teh Gunung Gambir, Kebun Durian di Ledokombo, dan Tanoker Ledokombo.

Sebelum diajak bergabung para sopir itu mendapat training dahulu soal kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan, sampah di busng di tempat sampah, izin trayek lengkap, izin kir mobil lengkap, kondisi mesin bagus dan sopir harus memakai sepatau dan baju sopan selama melakukan perjalanan wisata mengantar tamu.

Bersama timnya, Hasti mula-mula mengajarkan sopir Lin Kuning untuk bisa menjadi pemandu wisata. Mulai dari cara berkomunikasi, hingga yang paling utama adalah etika. Bersama guide yang telah dididiknya, Hasti membuat standar kebersihan agar wisatawan menjadi nyaman.

Setelah dijalankan selama dua tahun sejak tahun 2017, Hasti (37 tahun) kini berhasil mengajak 1.000 orang peserta wisata setiap bulannya melakukan perjalanan ke destinasi wisata di Jembet terutama tujuan Sukorambi dan Kebun Teh Gunung Gambir.

Hasti tidak hanya berbisnis di bidang travel tetapi juga memiliki berbagai macam bisnis, mulai usaha kontraktor, tour & travel, interior, handycraft, spa, dan salon. Yang paling maju adalah usaha ekspor handycraft dari bahan kayu dan biji kopi.

"Banyak orang mengenal saya hanya berbisnis travel, tetapi sebenarnya saya lebih konsentrasi ke bisnis kerajinan tangan kalung, gelang, dan tasbih dari bahan kayu dan kopi," kata Hasti yang ramah ini.

Jiwa entrepreuner Hasti disalurkan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan kemiskinan di Jember.

Saat ini, Hasti memiliki lima destinasi tujuan wisata yakni masing-masing Pantai Payangan, Kebun Durian Ledokombo, Sukorambi, Jember Heritage Walking Tour (JHWT), dan Kebun Teh Gunung Gambir.

Hasti menerapkan beberapa aturan yang ketat bagi peserta wisatanya antara lain: wisatawan harus datang tepat waktu, tidak boleh membuang sampah sembarangan dan serta harus berbaur akrab dengan warga sekitar.

Untuk di wisata Lin Kuning di Jember, Hasti banyak mengangkat kuliner lokal seperti menu makan siang dengan lauk ikan wader, ikan pindang, lalapan ontong pisang, tahu, tempe, dan sambal terasi yang lezat.

Sedangkan untuk Jember kawasan selatan, di Pantai Payangan wanita yang berwajah manis ini mengangkat kuliner lobster yaitu udang besar.

Ide Hasti sangat disambut oleh para sopir Lin Kuning yang jumlahnya ratusan orang. Tetapi dari hasil seleksi sekarang ini ada 21 orang sopir dan angkutan Lin Kuning yang setiap minggunya berjalan menuju destinasi wisata yang menjadi andalan seperti jalur Sukorambi dan Gunung Gambir.

Harga tiket perjalanan Lin Kuning jurusan Sukorambi Rp 45 ribu, Gunung Gambir 185 ribu dan City Walking Tour Rp 25.000. Dari hasil pembayaran tiket tersebut sebagian dialokasikan untuk membayar sopir Rp 250.000 per hari sekali jalan di jalur wisata. Sehingga banyak sopir yang antre untuk menjadi sopir Lin Kuning jalur wisata yang diprakasai Hasti, alumni SMAN 1 Jember ini.

Dalam perjalanan kariernya, Hasti dengan wajah sedikit kecewa menceritakan, ide-ide kreatifnya hanya sering terganggu dengan beberapa klaim pihak lain yang sering kali memakai idenya yang cemerlang untuk keperluan promosi kegiatan orang lain.

Sehingga usaha kreatifnya di tengah jalan agak sering kali terganjal. "Pernah ide saya Tamasya Bus Kota diklaim sebagai ide Dinas Perhubungan Pemda Jember sampai pernah dimuat di media lokal Jember. Beruntung klaim saya didukung oleh banyak wartawan media Jember, " ujar Hasti kepada penulis yang menemuinya di kampung halamannya Jember.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun