Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Sei Daging Khas Kupang di Bandung

28 Juni 2019   13:37 Diperbarui: 28 Juni 2019   14:12 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrian pengunjung (dok pribadi)

Ketika anak saya pergi ke Bandung bulan lalu, dia sengaja memposting makanan Sei Lamalera di grup whatshaap keluarga untuk memamerkan kelezatannya.

Minggu lalu saya pergi ke Bandung dengan Ageng dan Yuna yang  sudah sering makan daging sei, maka saya sengaja mencicipi daging sei, makanan daging sapi asap asal Kupang NTT ini.

Sei itu sejenis daging asap khas dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sudah lama saya berkenalan dengan Sei ini. Karena saya ketika tahun lalu pergi ke Kupang juga menikmati kuliner daging sei. Di Kupang, daging sei menjadi makanan favorit dan banyak  toko oleh-oleh di Kupang yang menjualnya.


Sei bisa berasal dari beberapa jenis daging, mulai dari yang paling umum, yaitu daging sapi, lidah sapi dan ikan. Cara masaknya pun cukup unik, Daging dipotong sesuai ukuran, biasanya memanjang. kalau bisa ada bagian lemaknya. Diberi bumbu seperti garam dan merica. Lalu diasap memakai kayu Kosambi. Sewaktu diasap juga ditutup dengan daun Kosambi. Jadi aromanya sungguh berbeda. 

Ketika saya datang di Restoran Lamalera, Bandung tepat jam makan siang sekitar jam 13.00 wib antrian pengunjung untuk makan telah mengular. Tepat di hari week end untuk makan siang antrian saya harus menunggu 15 orang. Sekitar 1 jam menunggu baru nama saya dipanggil untuk mendapat tempat duduk.

Pilihan menu  Sei Sapi Lamalera secara khusus menyediakan hidangan  dengan macam bumbu mulai bumbu rica-rica, sambal hijau, sambal matah dan ada pilihan daging sapi , iga sapi atau lidah sapi. Apabila kurang suka Daging Sei Khas Kupang ada juga pilihan daging ayam.

Restorannya cukup serdehana hanya berupa rumah tinggal yang disulap ruangannya menjadi restoran.Meja kursi diatur rapat berupa tempat makan yang kurang privacy. Di teras halaman juga disediakan meja kursi untuk tempat makan.

Hanya saja tempatnya cukup ramai. Jadi siap-siap menunggu meja kosong dengan menunggu antrian nama di tempat pendaftaran yang sudah diatur urutannya. Yang unik sambil menunggu makan daging sei, kita bisa jajan dulu makanan kecil di seputar restoran sambil menunggu meja kosong.

Daging sei lamalera (dok pribadi)
Daging sei lamalera (dok pribadi)
Membaca menunya, kita akan memiliki banyak pilihan daging Sei. Tapi untuk menyederhanakannya, daging Sei di sana ada beberapa macam, yaitu Sei Sapi, Sei Ayam, Sei Lidah Sapi dan Iga Sapi Ada beberapa pilihan ukuran regular atau yang jumbo. Harganya pun berbeda. Harga daging sei regular Rp 20 ribu dan jumbo Rp 35 ribu. Sedangkan sei lidah harga regular Rp 30 ribu dan jumbo Rp 55 ribu.

Ketika ditanyakan pada pelayannya, yang direkomendasikan adalah Sambal Matah. Akhirnya dipesan Sei Sapi sambal matah, sambal hijau dan rica-rica agar kita bisa mencicipi semua rasanya.

Ketika makanan sudah disajikan ternyata cara penyajiannya didampingi tumis sayur pepaya dan kuah kaldu sapi di mangkok secara terpisah. Juga bagi yang tidak suka makan pedas, bisa minta sambalnya dipisahkan. Jadi tetap bisa menikmati sajian di sini, soalnya rata-rata pedas makanannya.

Lokasi restoran Lamalera di daerah pemukiman (dok pribadi)
Lokasi restoran Lamalera di daerah pemukiman (dok pribadi)

Satu hal yang agak kurang nyaman adalah servis di sana yang kurang cepat. Butuh waktu lebih dari 30 menitan dari pesan sampai masakan datang. Mungkin karena penuh pengunjung makanya makanannya agak lama? Maklum memang kita datang pas jam sibuk makan siang ketika antrian sedang mengular.

Tapi ketika pesanan datang rasa lapar langsung datang.Setiap pesanan Sei langsung dapat sayuran tumis bunga pepaya dan semangkuk kuah. Makannya paling pas dengan nasi putih hangat.

Ketika saya mencoba rasa sei sambal matah, terasa rasa asin dan smokey dari Sei, bercampur dengan rasa pedas dan rempah yang ada dalam sayur bersatu padu dalam lidah. Karena ditambah lama menunggu makan terasa nikmat sekali. 

Karena kelaparan saya dengan cepat mencocol sei daging dan dicampur tumis pepaya dengan nasi dan makan dengan lahap. Enak banget! Sendok demi sendok masuk mulut tahu-tahu sei dah habis, seinya cukup empuk, tidak keras. 

Salah satu keunggulan dari varian ini adalah hadirnya lapisan lemak yang sengaja dibiarkan. Jadi modelnya kayak bacon gitu. Diiris tipis, dihidangkan hangat.Sei Sapi ini, aroma smokeynya lebih terasa dari Sei lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun