Pernahkah membayangkan, suatu ketika Anda naik pesawat terbang mengalami pendaratan darurat di air atau di darat. Janganlah panik, karena awak kabin pesawat dalam suatu maskapai sudah terlatih dan siap untuk  menolong penumpang terlebih dahulu, keluar dengan aman dari pesawat dibanding membantu dirinya sendiri.
Sebelum terbang, akan ada pramugari yang mendemontrasikan tata cara keselamatan penumpang  di pesawat. Hal tersebut seharusnya diperhatikan oleh semua penumpang pesawat dengan serius, agar bila terjadi masalah yang mendadak dalam penerbangan, penumpang tidak perlu panik.
Masih ingat peristiwa bulan April  2013 lalu di Bali, ketika terjadi pendaratan darurat pesawat terbang Lion Air  di laut. Pesawat yang membawa 101 penumpang dan 7 kru pesawat, semua selamat dari musibah. Selamatnya semua penumpang dan awak kabin tersebut, tentu karena ada kerja sama yang baik dari awak kabin dan semua penumpang.
Untuk menjaga kesiapan tersebut, seluruh awak kabin mulai dari pilot, pramugari, dan pramugara harus selalu rutin mengikuti pelatihan keselamatan penerbangan. Karena tugas yang dipikul amat berat dalam menjaga keselamatan penumpang, maka diperlukan pelatihan khusus agar mereka bisa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Pelatihan keadaan pesawat mendarat darurat ini, dilalui melalui beberapa tahapan, yaitu mulai dari pembelajaran di kelas, melakukan penyelamatan di darat, dan melakukan penyelamatan di air.
Kami melihat bagaimana cara penyelamatan penumpang, apabila pesawat mendarat darurat di darat maupun di air.
Ketika pesawat mendarat darurat di darat, maka setelah pintu darurat dibuka, penumpang disarankan turun dengan tenang memakai alat bantu peluncur karet sampai ke tanah. Disarankan pula penumpang pesawat tidak memakai kaos stoking, karena bahan kaos stoking menghambat kecepatan turun dari peluncur karet.
Sedangkan untuk pendaratan darurat di air, pramugari  dengan menggunakan pelampung yang melekat di leher, satu per satu terjun ke dalam air dan mengevakuasi para penumpang. Mereka wajib menolong menaikkan penumpang ke dalam perahu karet terlebih dahulu, dan belajar bagaimana cara bertahan di atas laut.
Cara yang benar melompat ke air adalah dengan posisi telentang keatas atau duduk dengan wajah menghadap ke atas, jangan posisi menunduk atau telungkup. Hal ini untuk menghindari wajah terendam air, terutama air laut yang asin. Karena sudah memakai pelampung otomatis badan kita mengambang apabila sudah terjun ke air. Carilah posisi perahu karet, segeralah mendekat ke perahu karet untuk mendapat pertolongan.
Beruntung saya bisa menyaksikan sendiri cara penyelamatan penumpang ketika pesawat dalam keadaan darurat di darat dan di air. Pelatihan dimulai dari membuka pintu darurat hingga cara yang benar meluncur dari pintu darurat.
Pelatihan mendarat di air, Â pramugari diberi pelampung yang belum mengembang, dan dituntut untuk bisa mengembangkan pelampung hanya dalam 10 detik dengan cara meniup pelampung.
Di perahu karet ini, sudah dilengkapi beberapa peralatan untuk bertahan hidup di tengah laut lepas, mulai dari bekal makanan, air minum hingga kembang api untuk memberi tanda darurat.
Pentingnya pintu darurat
Jika kita naik pesawat dan duduk di dekat jendela darurat, awak kabin akan menjelaskan cara membuka pintu darurat. Dalam semua penerbangan tidak semua penumpang diperbolehkan duduk di dekat pintu dan jendela darurat pesawat. Hanya penumpang dalam kategori penumpang dewasa yang sehat diperkenankan menempati tempat duduk tersebut.
Mereka adalah orang yang cukup dewasa, sehat mentalnya, memiliki pengelihatan normal, mampu membaca dan diharapkan dapat membantu awak pesawat untuk membuka pintu atau jendela ketika terjadi kondisi darurat, sesuai dengan arahan dari awak pesawat.
Sangatlah penting untuk mengetahui di mana letak pintu dan jendela darurat. Saat kecelakaan terjadi, Anda bisa langsung tahu ke mana harus berjalan. Para ahli penerbangan mengatakan, dua menit pertama saat kecelakaan adalah waktu emas. Maka dari itu, ketahui berapa jauh Anda dengan pintu darurat dengan cara menghitung berapa banyak barisan kursi menuju sana.
Kalau pramugari cedera dalam kecelakaan, penumpang diharapkan bisa sendiri membuka pintu darurat. Pintu darurat beratnya bisa mencapai 18 kg, dengan pegangan pintu yang bisa membantu Anda untuk membukanya. Cara terbaik adalah sandarkan badan Anda ke pintu darurat, agar pintu lebih mudah terbuka dengan dorongan tangan dan tubuh Anda.
Sikap penumpang, dalam keadaan pesawat mendarat darurat
Ada beberapa tips bagi penumpang untuk menghadapi situasi pesawat mendarat darurat.
1. Bersikap tenang, jangan panik.
Tetaplah tenang, jangan panik ketika pilot sudah mengumumkan pesawat akan mendarat darurat. Jaga kondisi agar penumpang di sekitar kita tetap tenang. Bila awak pesawat belum meminta penumpang melakukan apapun, jangan lakukan apapun terlebih dulu. Termasuk membuka paksa masker oksigen atau bahkan berlari ke pintu darurat. Jika ada keadaan bahaya awak kabin  akan memberitahukan kepada penumpang bahwa terjadi gangguan dan akan diberitahu tahapan langkah yang harus dilakukan.
2. Tetap duduk di kursi.
Jadilah penumpang yang baik terhadap instruksi yang diberikan. Jika pilot mengatakan untuk tidak meninggalkan kursi, maka jangan tinggalkan kursi pesawat yang diduduki. Tetap  duduk dengan tenang, memposisikan diri pada posisi yang nyaman. Tegakkan kursi dan jangan lupa untuk selalu mengkencangkan sabuk pengamanan.
3. Tetap merunduk saat pesawat berasap.
Ketika pesawat tiba-tiba mengeluarkan asap, posisi yang baik tetap merunduk. Karena, bagian bawah menjadi bagian yang paling terakhir terkena asap. Tak lupa, segera keluar pesawat secepat mungkin, ketika keluar asap dengan mengikuti perintah awak kabin.
4. Pakai masker oksigen dalam 15 detik.
Jika masker oksigen sudah keluar, Anda harus bisa memasang dan bernafas lewat masker oksigen itu dalam 15 detik. Ketika Anda sudah memakai dan bisa bernafas lewat masker oksigen, barulah Anda membantu anak dan keluarga atau  orang lain yang kesulitan.
5.Cek betul keberadaan jaket pelampung.
Saat demo, pramugari akan memperagakan bagaimana cara menggunakan jaket pelampung. Namun, jarang sekali  penumpang yang mengetahui keberadaan jaket pelampung. Cobalah cek sendiri dengan tangan, apakah jaket tersebut ada di bawah kursi Anda.
6. Buat rencana penyelamatan yang baik.
Misalkan pesawat mendarat darurat. Pastikan diri Anda selalu memiliki rencana matang mengenai penyelamatan. Pastikan Anda tahu di mana pintu dan jendela darurat. Matikan benda elektronik semua yang Anda bawa.
7. Jangan membawa barang apa pun.
Jangan membawa barang apa pun ketika menuju pintu darurat. Saat pilot mengumumkan pesawat akan mendarat darurat. Tinggalkan barang-barang Anda. Pentingkan nyawa daripada harta. Apalagi masih memikirkan harus membawa benda-benda berharga dan uang yang dibawa.
8. Ketika membawa anak dalam penerbangan.
Bantu anak Anda memakai pelampung. Apabila anak Anda masih balita, cara meluncur di papan peluncur karet darurat dengan dipangku sampai berhasil mencapai tanah. Apabila mendarat di air gendong anak Anda ketika melompat di air. Setelah mendarat di air, anak Anda bisa ditaruh di samping Anda karena sudah memakai pelampung berarti sudah bisa mengambang sendiri di air, dan anak sudah tidak perlu digendong lagi. Kemudian dorong anak Anda ke perahu karet terdekat.
9. Banyak berdoa.
Saat pesawat akan mendarat darurat. Tetap dibantu dengan doa agar pendaratan darurat berhasil dengan selamat. Karena manusia tidak tahu kapanpun akan keselamatan dirinya tanpa pertolongan Allah.
10. Perlu ikut asuransi perjalanan.
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di setiap penerbangan yang kita jalani. Akan lebih bijaksana apabila, kondisi perjalanan kita sudah dimasukkan dalam asuransi perjalanan. Dimana semua masalah penerbangan mulai delay, kehilangan bagasi sampai keadaan darurat sudah ditanggung asuransi. Sehingga apabila kita kehilangan barang atau pun nyawa semua sudah ditanggung asuransi perjalanan.
Bersama ini saya tampilkan video suasana pelatihan penyelamatan penerbangan di Garuda Indonesia Training Center .
Simulator pesawat
Dalam kesempatan tersebut, Kompasianer selain melihat tata cara penyelamatan penerbangan,  juga diberi kesempatan masuk ke beberapa buah unit flight simulator milik Garuda Indonesia.
Meski disebut alat simulasi penerbangan, tampilan luarnya memang tak seperti layaknya kepala pesawat yang meruncing seperti layaknya moncong pesawat aslinya. Â Bentuk simulator itu justru cenderung persegi.
Namun nuansa kokpit sebuah pesawat akan terlihat setelah masuk ke dalam kabin simulator. Di sana terdapat deretan panel instrumen operasional pesawat, kursi pilot dan co-pilot, hingga tuas throttle untuk menjalankan pesawat. Bedanya dengan pesawat aslinya, di bagian belakang ada kursi tambahan untuk instruktur dan pilot tambahan yang sedang menjalankan pendidikan.
Layar khusus di bagian kaca depan pun menampilkan simulasi kondisi di luar pesawat. Singkat kata, alat simulasi canggih ini dibuat semirip mungkin dengan kondisi yang harus dihadapi pilot ketika menjalankan sebuah pesawat.
Dari simulator ini, para pilot di training untuk menghadapi berbagai kemungkinan dan memutuskan langkah yang harus diambil. Semua instrumen pesawat yang ada sesuai dengan aslinya. Â Selain flight simulator, Â juga ada beberapa simulator lain berupa maket pesawat yang digunakan untuk training bagi flight attendant.
Kurikulum pendidikan dibagi ke dalam beberapa akademik sesuai bidang masing-masing personal yang ditangani pelatihannya yakni pilot, flight attendant, dan flight operation officer.
Ketika dicoba satu  unit simulator  digerakkan untuk proses training para pilot, simulator terlihat bergerak-gerak secara perlahan seperti pesawat tengah berjalan di udara. Pilot yang belajar di simulator Garuda ini tidak hanya dari maskapai Garuda Indonesia saja tapi juga pilot dari maskapai lain dan ada pula yang dari luar negeri. Jadi pendidikan pilot di Garuda Indonesia juga telah diakui internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H