Hal ini bila tidak disikapi dengan menjaga ketersediaan barang dan alur distribusi akan menimbulkan masalah kelangkaan barang.
6. Pedagang pasar tradisional diajak bekerja sama dengan pemerintah baik di pusat maupun daerah guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok ini.
7. Membutuhkan lembaga independen yang mampu memonitoring fluktuasi harga.
8. Dibentuk Satgas Pangan yang sepanjang tahun  selalu memantau  gejolak harga pangan di pasar menjelang  bulan puasa tahun ini. Dengan adanya Satgas, pengecekan dilakukan sampai di kabupaten. Semua pihak (pemerintah, pedagang, konsumen, dan lain-lain) punya alat kontrol yang akuntabel dan transparan untuk mengetahui sisi permintaan dan kebutuhan sebagai dasar pembentukan harga di pasar.
9. Pemerintah juga harus lebih berani menindak tegas para spekulan bahan pokok yang sampai saat ini masih melakukan aksi mengambil untung dengan cara menimbun barang menunggu harga mahal.
10. Melakukan operasi pasar, terutama untuk komoditi beras, daging, dan gula menjelang bulan puasa, yang tepat sasaran. Yaitu mengambil lokasi di daerah pemukiman yang bukan daerah elite.
11. Merubah masyarakat mengganti  makanan pokok beras dengan sagu, ketela pohon, ubi jalar, dan jagung. Mengubah kebiasaan lauk lebaran daging sapi dan ayam , diganti dengan ikan laut dan tawar.
Terpaksa dibuka keran impor
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, telah membuka keran impor beras pada tahun 2018. Sebanyak 500.000 ton beras, diimpor dari Vietnam dan Thailand. Kebijakan impor beras, dilakukan untuk menambah stok beras yang akhir-akhir ini mengalami penurunan.
Kebijakan impor beras pemerintah sendiri menarik untuk dicermati, sebab berkorelasi dengan ketahanan pangan Indonesia. Bagaimana sebuah negara agraris, dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa memerlukan beras sebagai bahan makanan pokok untuk urusan makan selalu harus impor beras.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia selalu mengimpor beras mulai dari tahun 2000 hingga 2015 atau selama 15 tahun. Sementara, pada tahun 2016 sampai 2017 berhenti mengimpornya, namun pada 2018 Indonesia kembali mengimpor beras.