Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengintip Rumah Panggung Suku Bajo di Maumere, Flores

13 Februari 2018   19:32 Diperbarui: 28 Februari 2018   14:58 1993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jalan setapak menuju perkampungan (dok pribadi)
jalan setapak menuju perkampungan (dok pribadi)
Ketika terjadi tsunami tahun 1992 di Maumere, Kampung Wuring menjadi tempat yang paling menelan banyak korban. Tetapi bagi mereka pendatang Suku Bajo yang tidak mengenal punya sawah dan tidak pernah bisa , kejadian tsunami tidak membuat kapok untuk menetap lagi di rumah panggung. Kecintaan akan laut dan hidup bersama laut sudah menjadi kehidupan Suku Bajo di Kampung Wuring ini.

Apabila petang menjelang, air pasang datang yang ketinggiannya nyaris menyentuh lantai rumah. Sementara di pagi hari ketika air laut sedang surut, kelihatan banyak ibu-ibu yang turun ke laut untuk mencari kerang. Saya diajak oleh seorang ibu muda yang ramah untuk datang lagi keesokan paginya untuk bersama-sama mencari kerang di bawah rumah panggungnya. Ajakan yang menarik sebenarnya.

Kampung Wuring juga menjadi salah satu pusat penjualan ikan segar di Kabupate Sikka dan daerah lain di Flores. Pasar ikan disini  menyediakan ikan-ikan segar dengan harga yang bahkan dua kali lebih murah dengan yang ada di pasar-pasar umum lainnya. Para pengunjung bisa memperoleh ikan langsung dari perahu-perahu nelayan yang baru selesai melaut.

Untuk penggemar fotografi dan wisata, datang di sore hari ketika matahari tenggelam adalah saat yang paling bagus untuk mengambil foto dari kampung nelayan ini. Matahari berwarna keemasan pelan-pelan tenggelam di kejauhan menimpa warna merah menjelang senja dibalik rumah panggung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun