Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Hanya di Tanah Abang, PKL Bisa Jualan di Jalur Trans Jakarta

5 Januari 2018   20:48 Diperbarui: 6 Januari 2018   10:58 2907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi saya pribadi tetap lebih suka berbelanja di Blok A dan Blok B karena gedung ber AC dan lebih banyak pilihan jenis baju dan jilbab yang harganya beragam mulai kelas Rp 50.000 sampai Rp 500.000 ada disana.

Memang belanja di Tanah Abang lebih murah grosiran dengan isi 20 biji (satu kodi) akan berbeda 25 persen harganya dibanding beli satuan. Tapi kalau hanya dipakai sehari-hari beli satu potong aja juga diperbolehkan.

Trotoar di sebelah tenda PKL susah dilewati pejalan kaki (dok asita)
Trotoar di sebelah tenda PKL susah dilewati pejalan kaki (dok asita)
Pasar Tanah Abang merupakan salah satu pusat perbelanjaan grosir terbesar di Jakarta yang banyak dikunjungi oleh pedagang dari luar Jawa dan sekarang banyak juga pedagang luar negeri dari Afrika yang membeli secara grosir baju di sana. Di seputar Tanah Abang sudah biasa dijumpai, pembeli dari Afrika yang berlalu lalang di sana.

Menurut wikipedia, Pasar Tanah Abang yang dulu dikenal dengan Pasar Sabtu berdiri sejak tahun 1735. Yustinus Vinck adalah sosok yang dikenal sebagai pendiri pasar perdagangan ini atas izin dari Gubernur Jenderal Abraham Patramini.

Pasar Tanah Abang semakin berkembang setelah dibangunnya Stasiun Tanah Abang. Di tempat tersebut mulai dibangun tempat-tempat seperti Masjid Al Makmur dan Klenteng Hok Ten Tjen Sien yang keduanya seusia dengan Pasar Tanah Abang. Pada tahun 1973, Pasar Tanah Abang diremajakan, diganti dengan 4 bangunan berlantai empat, dan sudah mengalami dua kali kebakaran, pertama tanggal 30 Desember 1978, Blok A di lantai tiga dan kedua menimpa Blok B tanggal 13 Agutus 1979. Pada tahun 1975 tercatat kiosnya ada 4.351 buah dengan 3.016 pedagang.

Jalan buat pembeli diantara tenda hanya dua meter (dok asita)
Jalan buat pembeli diantara tenda hanya dua meter (dok asita)
Menurut Kompas.com,  zaman dulu tanah di Jakarta dikuasai oleh Belanda. Pada tahun 1648, seorang kapitan China bernama Phoa Beng Gam meminta izin dari kongsi dagang Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) untuk membuka lahan di Tanah Abang yang kini masuk wilayah Pusat untuk dijadikan kebun.Maka dari itu, jika Anda sadari, di kawasan Tanah Abang banyak nama jalan yang diawali dengan kata kebun, yang disesuaikan dengan identitas masa lalunya.

Trotoar di Jati Baru yang tidak steril lagi (dok asita)
Trotoar di Jati Baru yang tidak steril lagi (dok asita)
Tanah Abang ketika itu merupakan hamparan perkebunan mulai dari kacang, jahe, melati, nanas, sirih, hingga kebun sayur-mayur.Sampai pada akhirnya Vinck mendirikan Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen. Namun, lima tahun setelah pasar itu bediri, pada tahun 1740 terjadi kerusuhan, Belanda membunuh orang-orang China, merampas harta benda mereka, dan membakar kebun-kebun mereka.

Dulu Tanah Abang  dikenal dengan Pasar Sabtu, kabarnya orang-orang Belanda saat itu juga memanggilnya De Nabang. Sebab, di sana konon terdapat banyak pohon nabang atau pohon palem yang tertanam di sekitar kawasan itu. Kemudian, masyarakat Batavia mulai merubah panggilan pasar tersebut menjadi Tenabang.

Hanya bus Trans Jakarta yang bisa lewat Jati Baru di siang hari (dok asita)
Hanya bus Trans Jakarta yang bisa lewat Jati Baru di siang hari (dok asita)
Sekarang bangunan pasar pun nampak lebih mewah dan bersih. Dengan adanya perbaikan gedung di setiap bloknya juga hadir gedung bertingkat yang cukup tinggi. Dari kejauhan sudah kelihatan gedung  Pasar Tanah Abang  Blok A, dan Blok B berwarna hijau sebagai trade mark Tanah Abang yang telah dilengkapi dengan fasilitas AC.

Sekarang Tanah Abang diperbincangkan lagi di media massa setiap hari, setelah di siang hari PKL diperbolehkan di jalur jalan umum yang harusnya hanya untuk kendaraan. Setiap hari sekarang Jalan Jatibaru ditutup mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun