Seiring perkembangan zaman, setelah banyak wanita Flores mulai mengenyam pendidikan tinggi dan bersekolah ke luar Pulau Flores. Sepertinya budaya menenun sendiri kain tenun bagi remaja putri  sudah mulai pudar. Banyak remaja yang sudah tidak bisa  menenun kain secara tradisional lagi. Hal ini tentu menjadi salah satu tantangan bagi keberlangsungan produksi kain tenun Flores yang akan abadi selamanya. Ini menjadi tantangan bagi ibu-ibu di Flores untuk mengajari putri nya bisa menenun.
Minat kain tenun dengan pewarna alam sekarang sudah mulai disukai masyarakat meskipun harganya cukup mahal diatas satu juta rupiah. Tenun Flores telah menjadi suvenir yang paling diminati wisatawan bila pergi ke Flores ini terbukti teman-teman seperjalanan saya membeli banyak kain tenun selama melakukan perjalanan ke Flores.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H