Bagi wisatawan bahari, Kepulauan Derawan di Berau, Kalimantan Timur adalah surga untuk  wisatawan yang berhobi snorkeling dan menyelam atau diving. Di Kepulauan Derawan ada empat pulau yang wajib dikunjungi yaitu Pulau Maratua, Pulau Kakaban, Pulau Derawan, dan Pulau Sangalaki. Di sini wisatawan bisa berenang bersama penyu, ubur-ubur, ikan pari manta dan bermain dengan lumba-lumba.
Kunjungan saya pertama kali berlabuh di Pulau Maratua. Pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Sulawesi dan berbatasan dengan negara Malaysia. Pulau Maratua ini merupakan bagian dari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Pulau Maratua adalah pulau berpenghuni yang terletak di Laut Sulawesi ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia.
Latar belakang adalah Pulau Sangalaki (dok asita)
Pulau Maratua dapat ditempuh lewat laut dari Pelabuhan Tarakan sekitar 3,5 jam dan Pelabuhan Tanjung Batu, Berau sekitar dua jam. Dari Tanjung Batu ada kapal cepat reguler ke Pulau Derawan dengan tarip Rp 250.000 sekali jalan. Sekarang lewat jalur udara ada pesawat Susi Air yang terbang dari Bandara Juwata, Kota Tarakan, pengunjung bisa membeli tiket penerbangan menuju bandara Pulau Maratua sekali seminggu setiap hari Sabtu dengan tarip sekitar Rp 500.000 sekali jalan. Penerbangan menuju bandara Pulau Maratua membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan pesawat perintis jenis Cesna.
Salah satu penginapan terlengkap dan bagus adalah Maratua Paradise Resort. Selain punya dermaga sendiri, dan kamar-kamar terbuat dari kayu berdiri di atas laut. Dari jendela kamar dapat melihat laut lepas dan matahari ketika sunset.
Melihat atraksi ikan lumba-lumba menari di laut lepas (dok pribadi)
Di sekitar perairan Pulau Maratua, saya dapat melihat atraksi puluhan ikan lumba-lumba yang sedang menari di laut lepas. Sekitar pukul 06.00 pagi dan pukul 15.00 sore saat air tenang adalah saat paling bagus melihat atraksi lumba-lumba bermain di laut lepas. Sangat asyik melihat lumba-lumba langsung di laut lepas saling melompat dan berkejaran di depan mata. Sangat beruntung bisa melihat lumba-lumba berlarian mengejar kapal.
Berenang bersama penyu di Pulau Derawan (dok Kakaban)
Di sekitar Maratua  merupakan wilayah untuk
diving karena pemandangan bawah lautnya yang indah. Saat matahari terbenam atau
sunset adalah saat yang paling indah dilihat dari dermaga Pulau Maratua.
Maratua Paradise Resort (dok asita)
Pantai pasir putih dan banyak pohon kelapa yang tinggi ditambah barisan
resort yang menjorok ke laut menambah keindahan Maratua. Di bawah dermaga Maratua Paradise Resort, wisatawan bisa melihat ikan berlarian dan penyu yang sesekali muncul dan cepat menghilang ketika mendengar suara manusia. Ketika saya mencoba memberi makan ikan dengan roti, kerumunan ikan berebutan menyambar roti yang saya tabur di permukaan laut. Seru sekali melihat ikan-ikan di bawah dermaga cepat berkumpul, berebutan memakan roti.
Pulau lain yang wajib dikunjungi adalah Pulau Kakaban. Di sini merupakan pulau karang seluas lima kilometer persegi, terdapat Danau Kakaban seluas 390 hektar yang dihuni empat jenis ubur-ubur tanpa sengat. Suasana danau sangat sepi dikelilingi hutan yang masih lebat dan tidak berpenghuni.
Dari Pulau Maratua diperlukan waktu setengah jam untuk naik kapal cepat menuju Pulau Kakaban. Sesampainya di Pulau Kakaban, kita akan menemukan jembatan yang panjang yang di ujungnya ada tulisan "Selamat Datang di Pulau Kakaban".
Danau Kakaban tempat ubur-ubur (dok asita)
Setelah kapal berlabuh di dermaga, wisatawan bisa naik tangga kayu menuju Danau Kakaban yang berlokasi di tengah pulau yang sunyi ini. Di Danau Kakaban, wisatawan bisa berenang bersama ubur-ubur yang tidak menyengat dan sangat banyak. Ubur-ubur yang berenang berwarna kekuningan tersebut terasa licin ketika dipegang tangan.
Berenang bersama ubur2 di Danau Kakaban (dok Kakaban)
Pulau lain yang saya kunjungi adalah Pulau Derawan sebagai pulau yang berpasir putih dan bening air lautnya. Di sekitar pantai banyak hotel dan
homestay yang berdiri di atas laut. Desa di Pulau Derawan sudah diresmikan menjadi desa
wisata sehingga menjadikan Pulau Derawan paling ramai dengan turis di antara pulau lain yang masuk Kepulauan Derawan. Dermaganya memanjang dan dari atas dermaga bisa dilihat ikan warna-warni dan penyu yang sedang berkejaran.
Sunset yang indah di Pulau Maratua (dok asita)
Di perairan Derawan ini, turis yang berhobi snorkeling dan diving bisa berenang bersama penyu yang berukuran raksasa mulai sebesar bantal sampai sebesar pintu rumah.
Bagi wisatawan yang tidak bisa berenang jangan khawatir. Saya  datang ke Derawan dengan  guide Kakaban,  Ryan diajari cara snorkeling dengan memakai pelampung untuk berenang bersama penyu. Bambang dan Ferry teman sekapal saya sangat menikmati berenang bersama penyu di sini.
Dermaga di Pulau Derawan (dok asita)
Kemudian pemberhentian berikutnya ke Pulau Sangalaki. Di mana pulau ini adalah pulau  tempat konservasi penyu. Setiap malam, puluhan penyu naik untuk bertelur di pasir Pantai Sangalaki.
Pulau Sangalaki terdapat konservasi penyu di bawah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim yang menjaga habitat penyu. Terutama jenis penyu sisik sangat langka di sini. Sedangkan penyu hijau berjumlah ribuan. Setiap hari ada ratusan tukik yang harus diselamatkan dikembalikan ke habitatnya oleh petugas BKSDA.
Pulau Sangalaki (dok asita)
Kalau malam hari bisa dilihat di Sangalaki ketika air laut sedang pasang  puluhan penyu menuju pantai untuk bertelur. Di perairan pulau ini pengunjung juga bisa menyaksikan  kawanan ikan pari manta. Sayang saya datang pada akhir Desember di mana ikan pari manta sedang tidak muncul.
Rumah panggung di atas laut di Pulau Derawan (dok pribadi)
Waktu terbaik datang ke Kepulauan Derawan adalah bulan April sampai Juni dimana ombak sedang tenang dan ratusan lumba-lumba akan muncul di Perairan Maratua, ikan pari manta akan muncul di sekitar Pulau Sangalaki dan penyu raksasa akan banyak di sekitar Pulau Derawan. Semua pulau di Kepulauan Derawan memiliki habitat yang langka dan unik tersendiri. Tapi bagi saya yang paling berkesan melihat atraksi ikan lumba-lumba yang berlompatan di laut lepas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya