Mendapat kesempatan traveling ke China adalah impian saya. Selain ingin melihat langsung Tembok Besar China juga saya ingin melihat Kota Terlarang di Beijing. Tetapi yang menjadi ganjalan adalah masalah makanan. Karena negara China bukan negara muslim. Setiap pergi ingin makan, saya cari restoran dulu yang ada tulisan halal.
Tetapi kadang-kadang sudah keliling beberapa tempat, sulit juga menemukan restoran yang berlabel halal. Jadi untuk gampangnya setiap makan di luar saya makan ayam Kentucky. Tetapi setiap makan ayam di Kentucky , saya masih ragu apakah ayam goreng disiapkan dengan kaidah Islam. Untuk lebih netral lagi kalau ada makanan sejenis kebab dari Turki saya masih berani makan karena penjualnya rata-rata dari Timur Tengah.
Semua orang pada dasarnya membutuhkan makanan terbaik untuk mengisi perut yang lapar. Selain makanan yang memenuhi kebutuhan gizi. Kita membutuhkan keyakinan makanan yang masuk dalam perut adalah  produk halal yang bisa menambah kebaikan dan kesehatan.
1. Membawa gambar babi
Bahasa lisan dalam bahasa Inggris kadang susah dimengerti oleh pelayan restoran di China. Jadi saya kalau bertanya apa restoran itu tidak ada babi dengan menunjukkan saja gambar babi, sambil bilang no pork.
2. Membawa gambar ayam, ikan dan sapi
Untuk memesan makanan halal, saya pesan makanan yang bergambar ayam kalau minta menu ayam, gambar ikan, dan daging sapi. Kita bilang yes for chicken, fish and beef. Pelayan restoran kebanyakan mengerti dengan bahasa tarzan seperti ini asal membawa gambar binatang yang sudah disiapkan.
 3. Temukan logo halal
Selama perjalanan seminggu ke China, saya senang banget kalau sudah menemukan restoran dengan logo halal dalam Bahasa Arab. Hampir semua restoran halal di China menjual menu ayam, ikan dan sapi yang dimasak seperti di Indonesia seperti ayam nangking, cap cay, ikan tim, daging lada hitam dan lainnya.
4. Mencari rekomendasi restoran halal di internet