Monumen mengambil wujud seorang perwira TNI Angkatan Laut yang menatap jauh ke permukaan Laut Jawa. Dia berdiri tegap dalam balutan seragam PDU 1 sambil menggenggam pedang kehormatan. Patung ini diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 5 Desember 1996, dua tahun sebelum beliau turun tidak menjabat lagi.
Sebagai pijakan, berdiri gedung empat lantai yang dindingnya penuh dengan diorama perjuangan bahari selama pra revolusi fisik sampai era tahun 1990 an. Tubuh patung tembaga rancangan Nyoman Nuarta seniman yang sama yang merancang Garuda Wisnu Kencana di Bali berwarna biru kehijauan sama dengan Patung Liberty di New York Amerika Serikat.
Sama halnya dengan Patung Liberty yang berfungsi memandu kapal-kapal untuk masuk Pelabuhan New York, Monjaya juga dimalam hari lampunya menyala dan memandu kapal-kapal laut memasuki Dermaga Ujung Surabaya.
Hotel yang masih beroperasi ini  adalah sebuah gedung bersejarah di Jalan Tunjungan, Surabaya. Dulunya  bernama LMS, lalu ganti nama beberapa kali mulai Hotel Oranje, Hotel Yamato,kemudian ganti Hotel Hoteru.Sekarang Hotel Majapahit yang dibangun pada tahun 1910 oleh Sarkies Bersaudara dari Negara Armenia tersebut sudah berubah menjadi hotel bintang lima dengan total 143 kamar di lantai satu dan dua.
Salah satu momen perjuangan mempertahakan bendera merah putih di hotel  ini terjadi pada tanggal 19 September 1945. Peristiwa bermula ketika sekelompok orang Belanda  yang  dipimpin Mr  Pluegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak sebelah kanan hotel. Para pejuang Indonesia  yang  melihat  langsung geram dan melakukan perobekan warna biru pada bendera Belanda yang berwarna merah, putih dan biru. Jadi setelah disobek bendera itu menjadi merah putih . Insiden bendera itu juga mengakibatkan terbunuhnya Mr. Pluegman.
4. Monumen Kapal Selam,
Monumen yang dikenal dengan nama Monkasel ini , adalah sebuah museum kapal selam yang terdapat di Jalan Pemuda pas di  tengah kota Surabaya.  Monumen ini sebenarnya merupakan kapal selam KRI  Pasopati 410. Salah satu dari  armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat (Papua) dari pendudukan Belanda.
Kapal  selam ini kemudian dibawa ke darat  dijadikan monumen untuk memperingati keberanian pahlawan Indonesia. Monumen ini lokasinya berada tepat di sebelah  Delta Plaza. Di tempat ini juga terdapat ruangan untuk pemutaran film. Dalam film dokumenter dipertunjukkan  proses peperangan yang terjadi di Laut Aru. Jika Anda ingin mengunjungi tempat wisata ini  akan ditemani oleh seorang pemandu lokal yang terdapat di sana
Ada cerita unik dibalik hadirnya monumen Kapal Selam ini. Pada suatu malam  Pak Drajat Budiyanto yang merupakan mantan KKM KRI Pasopati 410 (buatan Rusia)  dan  juga  mantan KKM KRI Cakra 401 (buatan Jerman Barat), bermimpi  diperintahkan oleh KSAL pada waktu itu untuk membawa kapal selam ini melayari Kali Mas. Ternyata mimpi itu menjadi kenyataan. Beliau ditugaskan untuk memajang kapal selam di samping Delta Plaza tepat disebelah Sungai Kalimas. Caranya dengan memotong kapal selam ini menjadi beberapa bagian, kemudian diangkut ke darat, dan dirangkai dan disambung kembali menjadi kapal selam yang utuh.