Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sapardi Djoko Damono Merambah Menjadi Pemain Film, Bukan Hanya Novelis

1 November 2017   21:52 Diperbarui: 1 November 2017   22:16 1657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
senangnya dapat tanda tangan penulis Sapardi (Dok pribadi)

Apa rahasia Sapardi Djoko Damono tetap aktif menulis di usia 77 tahun. Rahasianya adalah setiap hari harus di depan laptop untuk terus menulis. Sekarang ini Sapardi setiap pagi sekitar pukul 7.00 WIB sudah duduk di depan laptop dan mulai mengetik sekitar dua sampai empat jam per hari. Pria kelahiran Solo tanggal 20 Maret 1940 ini sudah menghasilkan sekitar 40 buku novel dan puisi .  Puisi dan novelnya telah diterjemahkan dalam puluhan bahasa asing

Kebahagiaan Sapardi  selama ini sehingga kelihatan awet muda adalah ketika bukunya selesai ditulis. Rahasianya tetap sehat adalah mendapat  vitamin kasih sayang dari keluarganya. Ketika muda dia pernah menulis dalam semalam sampai 20 sajak. Waktu yang paling bagus untuk ideal menulis adalah di pagi hari ketika sunyi sekitar pukul 03.00 pagi hari. Sapardi memiliki dua laptop yang fungsinya satu untuk menulis, dan satu laptop lagi untuk mencari data atau isnpirasi.

bersama novelis favorit Sapardi Djoko Damono (dok pribadi)
bersama novelis favorit Sapardi Djoko Damono (dok pribadi)
Buku puisi  yang terakhir diterjemahkan adalah  berjudul  "Hujan Bulan Juni" telah diluncurkan dalam dua bahasa bilingual bahasa mandarin dan indonesia di toko Buku Gramedia , Central Park Jakarta, Rabu 1 November 2017. Penerjemahan dilakukan oleh TF Chan, diaspora asal Indonesia yang saat ini bermukim di Hongkong.

Sapardi kepada penulis mengaku saat ini di usia 77 tahun sudah dua naskah buku yang sudah dirampungkan dan diserahkan untuk proses cetak  kepada penerbit PT Gramedia Pustaka Utama sebagai kelanjutan novel "Hujan Bulan Juni". Awalnya  buku ini berbentuk kumpulan puisi kemudian dilanjutkan menjadi novel. 

Saa ini novelnya telah menjadi film  berjudul "Hujan Bulan Juni" dengan pemeran  Velove Vexia , Baim Wong,  Koutaro Kakimoto, Surya Saputra dan lainnya. Sapardi turut juga menjadi  pemain dalam film yang diangkat dari novelnya itu. Sapardi berperan sebagai ayah dari tokoh utama, Sarwono yang diperankan Adipati Dolken. "Saya tidak bisa menolak ketika diajak sutradara main film dari naskah novel saya," ujar Sapardi sambil tertawa. Sutradara film Hestu Saputra ikut tertawa dengan ucapan Eyang Sapardi dan mengaku film ini mulai riset, penulisan naskah  sampai shooting perlu waktu hampir dua tahun sampai selesai pengambilan gambar.

senangnya dapat tanda tangan penulis Sapardi (Dok pribadi)
senangnya dapat tanda tangan penulis Sapardi (Dok pribadi)
Sapardi menyerahkan isi novelnya kepada sutradara Hestu Saputra dan tidak mau mencampuri  isi naskah filmnya. 'Harus dibedakan naskah film dan novel. Jadi saya tidak mau ikut campur menggarap naskah filmnya," Ujar Sapardi di acara peluncuran buku edisi mandarin sekaligus acara meet @ greet pemain film 'Hujan Bulan Juni."

jumpa pers dengan sutradara Hestu Saputra dan pemain film
jumpa pers dengan sutradara Hestu Saputra dan pemain film
Pertama lahir sebagai puisi tahun 1989 "Hujan Bulan Juni," berulang kali bermutasi gen menjadi cerita bergambar, buku mewarnai, komik, lagu, sampai akhirnya ditulis selama enam bulan menjadi novel dan selesai dicetak pertama tahun 2015 oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Besok tepat tanggal 2 November 2017 novelnya sudah menjadi film yang siap edar tayang di gedung bioskop seluruh Indonesia dengan latar belakang shooting di Solo, Manado,Jakarta, dan di negara Jepang ketika bunga sakura sedang bermekaran.

Velove Vexia dan Koutaro Kakimoto juga membaca puisi Sapardi
Velove Vexia dan Koutaro Kakimoto juga membaca puisi Sapardi
Acara peluncuran buku juga ada acara pembacaan puisi oleh Velove, bintang film dan Koutaro dalam bahasa Jepang. Sapardi sendiri tidak ketinggalan ikut membaca puisinya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun