Kerokan memang membuat ketagihan. Ini saya alami sendiri ketika masuk angin, sakit kepala atau mual saya kebiasaan melakukan kerokan. Dalam waktu dua atau tiga jam biasanya badan saya sudah lebih enak dan sehat kembali setelah kerokan. Sejak kecil saya sudah terbiasa kerokan ketika masuk angin. Dan "Balsem Lang" sudah menjadi sobat hangat untuk kerokan.
Masa kecil saya tinggal di perkebunan karet dan kopi karena ayah saya saya tercinta M. Slamet Djojokoesoemo bekerja sebagai sinder di Perkebunan Treblasala daerah Banyuwangi, Jatim. Dimana rumah sakit dan dokter berjarak 30 kilometer dari rumah. Sehingga tidak mungkin sakit ringan seperti masuk angin dan sakit kepala harus ke dokter. Jadi sejak kecil saya sudah diajari Dikit Dikit Jangan Minum Obat. Sejak kecil saya melihat ayah dan ibu sering kerokan kalau sakit. Saya sendiri sering dikeroki oleh ibu mulai kecil.
Ketika sekolah SMP saya mulai kost karena harus sekolah ke Jember yang jaraknya 70 kilometer dari rumah. Belajar mandiri sejak usia 12 sudah melakukan aktivitas sendiri untuk keperluan sekolah. Masalah kalau sedang sakit saya kangen pengin dikerok ibu. Beruntung saya punya kakak kost yang sudah kuliah, sehingga sering dibantu kerokan kalau sedang tidak enak badan.
Alat kerokan ini punya tempat khusus di meja dekat tempat tidur saya di kamar dan di sebelahnya selalu tersedia "Balsem Lang". Sehingga ketika saya memerlukan di malam hari gampang dicari karena sekeluarga sudah tahu tempatnya. "Balsem Lang" menjadi sobat hangat sekeluarga kami. Sehingga anak-anakku kalau merasa kurang enak badan sering menyodorkan balsem ke ibunya itu berarti dia minta dikerokin badannya. Kemasannya yang berwarna hijau dan kuning dengan model tutup putar mudah dibuka dalam keadaan lampu remang-remang. Karena kebiasaan saya tidur harus dengan lampu kecil sehingga di malam hari memerlukan Balsem Lang tidak perlu menyalakan lampu besar.
Agar kerokan merasa nyaman dan tidak sakit sangat diperlukan alat bantu untuk melicinkan badan berupa minyak , dan balsem untuk melicinkan punggung atau bagian badan lain yang ingin dikerok.Mengapa saya pilih " Balsem Lang" terutama karena tidak lengket di badan terbuat dari bahan alami ini membuat hangat di badan. Untuk hasil lebih bagus setelah kerokan diupayakann langsung memakai baju kembali. Jangan langsung mandi. Karena setelah kerokan, pori-pori akan lebih terbuka yang rentan akan virus atau bakteri.
Dalam kerokan juga ada nilai hubungan kasih sayang dan komunikasi antara yang ngerok dengan individu yang dikerokin. Ini terbukti hubungan saya dengan ibunda cukup dekat. Karena ketika saya dikerok ibu sambil cerita-cerita dan curhat juga. Kerokan dengan ibu juga merasakan kehangatan kasih sayang dan kebersamaan yang tidak bisa digantikan dengan minum obat. Tagline dari "Balsem Lang" yaitu Dikit-dikit Jangan Minum Obat sangat cocok untuk saya yang jarang sekali minum obat kalau masuk angin dan sakit kepala. Setelah ibu saya almarhum, saya sekarang dengan suami yang kerokin saya kalau sakit membuat hubungan saya dengan suami semakin romantis karena ada sentuhan kasih dan komunikatif. Timbul komunikasi disela kerokan kita bisa juga membicarakan masalah anak-anak dengan suami.
Juga kerokan terbaik menurut pola di punggung dan dada yaitu sejajar miring dengan kerangka tulang rusuk belakang dan depan. Bagian badan yang tidak boleh dikerokin adalah bagian leher depan karena mengandung tulang-tulang yang rawan.
Kerokan juga tidak hanya dikenal di Indonesia tapi juga bisa digunakan di negara Cina dan Vietnam. Kerokan berasal dari negara Tiongkok Kuno dengan nama Gua Sha. Teknik pengobatan ini sudah menjadi bagian dari pengobatan tradisional Indonesia yang biasanya dipakai untuk mengurangi masuk angin, sakit kepala, atau pegal-pegal. Setelah kerokan, tubuh rasanya jauh lebih ringan dan pemulihan lebih cepat.
Kerokan sudah menjadi makanan sehari-hari orang Indonesia dan .Ini termasuk pengobatan masuk angin yang disukai banyak orang sebab kerokan merupakan pengobatan yang amat murah dan gampang dilakukan dimana saja. Kita bisa melihat di pasar-pasar tradisional masih banyak kita lihat ibu-ibu pedagang sayur saling bergantian kerokan dengan temannya.
Saya sendiri sebagai backpacker, meski ke luar negeri selalu melakukan kerokan ketika merasa mual dan masuk angin. Sehingga saya punya koin khusus untuk kerokan ke luar negeri yang ditaruh dalam dompet. Manfaat dari kerokan antara lain adalah, memperlancar peredaran darah.Proses pengerokan melebarkan pembuluh darah akibatnya membuat aliran darah jadi lancar dan juga pasokan oksigen dalam darah bertambah. Koin khusus ini sering berguna juga kalau ada teman perjalanan sedang masuk angin di luar negeri sering dipinjam untuk kerokan.
Kerokan juga meningkatkan kandungan endorphin. Hasilnya kandungan endorfin orang - orang yang dikerok naik signifikan. Kenaikan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, bersemangat dan pikiran menjadi tenang. Kerokan juga pengobatan 4 M yaitu Mudah Murah Manjur Mesra. Hal ini juga saya rasakan ketika mengerok punggung anak yang sakit sangat terasa sentuhan kasih sayangnya. Karena otomatis kita sambil memegang kulit punggung anak terasa juga suhu badannya. Jadi kalau suhu badan anak lebih dari normal diatas 36 derajat Celsius saya langsung bisa merasakan anak sedang sakit demam.
Balsem Lang produksi PT Eagle Indo Pharma mengandung bahan aktif peppermint oil, camphor dan base ad menimbulkan kehangatan dengan aroma terapi bau daun mint. Kerokan dengan Basem Lang memang menambah nikmat. Apalagi ditambah aroma menenangkan. "Balsem Lang" bikin otot tidak tegang dan badan jadi tenang.
Hasil penelitian Prof. Didik Gunawan Tamtomo,dr,PAK,MM,M.Kes menerangkan manfaat dalam kerokan yaitu kerokan dapat membuat badan merasa lebih nyaman.Menurut beliau pada saat badan terasa tidak enak atau masuk angin, kerokan dapat membantu mengeluarkan hormon endorfin. Endorfin merupakan sejenis morfin alami dalam tubuh yang pada saat dikeluarkan badan akan merasa lebih segar. Tetapi jangan berlebihan dan jangan terlalu sering kerokan, nanti ketagihan. Kerokan hanya boleh tiga hari sekali maksimal. Kerokan tidak menimbulkan efek sampingan. Di Solo hampir 90 persen masyarakat mengenal kerokan dan 80 persen merasakan manfaatnya.
Didik menjadikan juga dirinya sebagai obyek penelitian tersebut. Ia mengerok bagian tangannya lalu dibiopsi, yaitu diambil sedikit jaringan kulit epidermisnya (kulit ari) untuk pemeriksaan mikroskopis.”Selama ini ada anggapan, orang yang sering dikerok kulitnya akan rusak, pori-pori kulitnya membesar, atau pembuluh darahnya pecah. Namun, hasil pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan tidak ada kulit yang rusak ataupun pembuluh darah yang pecah, tetapi pembuluh darah hanya melebar,” kata Didik.
Melebarnya pembuluh darah membuat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah. Kulit ari juga terlepas seperti halnya saat luluran.Penelitian tahap akhir adalah penelitian biomolekuler, yakni pemeriksaan darah dari orang yang kerokan dan orang yang tidak kerokan. Didik mengumpulkan sejumlah orang dengan kondisi serupa, seperti berat badan, usia, dan mengalami nyeri otot sebagai salah satu ciri ”masuk angin”. Semua responden adalah perempuan karena mereka dinilai lebih suka kerokan daripada laki-laki.
Para responden dibagi dalam dua kelompok dan menjalani pemeriksaan darah. Kelompok pertama kemudian dikerok, sedangkan kelompok kedua tidak. Seluruh responden selanjutnya diperiksa lagi darahnya. Ada empat hal yang diamati, yakni perubahan kadar endorfin, prostaglandin, interleukin, serta komplemen C1 dan C3.
Hasilnya, kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.Kadar prostaglandin turun. Prostaglandin adalah senyawa asam lemak yang antara lain berfungsi menstimulasi kontraksi rahim dan otot polos lain serta mampu menurunkan tekanan darah, mengatur sekresi asam lambung, suhu tubuh, dan memengaruhi kerja sejumlah hormon. Di sisi lain, zat ini menyebabkan nyeri otot. Penurunan kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.”Adapun perubahan komplemen C3, C1, dan interleukin yang menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan,” kata Didik.
Ia menyarankan, kerokan sebaiknya dimulai dari atas ke bawah di sisi kanan dan kiri tulang belakang, dilanjutkan dengan garis-garis menyamping di punggung bagian kiri dan kanan. Alat pengerok dipegang 45 derajat agar saat bergesekan dengan kulit tidak terlalu sakit.
Salah satu unsur dalam kerokan yang mendukung pengobatan adalah hubungan emosional antara orang yang dikerok dan orang yang mengerok. Meski anak saya remaja laki-laki tapi suka dikerokin juga. Dan ketika suasana kerokan itu kadang-kadang dia bercerita masalah pribadinya. jadi kerokan bisa juga disambi untuk ngobrol tempat curhat.
Anak saya pulang kuliah sering kehujanan karena memakai jasa angkutan ojek. Setiap kehujanan saya langsung suruh dia mandi dengan air hangat dan kemudian menggosok punggungnya dengan Balsem Lang. Bersyukur selama ini dia selalu sehat meski sering kehujanan. Sehingga Balsem Lang bisa juga mencegah penyakit karena kehujanan.
Komposisi Balsem Lang adalah L-menthol 155 mg Eucalyptus 195 mg, Methyl 80 mg, Camphor 40 mg yang keempat kandungan ini memiliki manfaat bagi tubuh yang tidak hanya sekedar balsem oles. L-Mentholbiasanya digunakan dalam perawatan, kontrol, pencegahan, & perbaikan penyakit, kondisi dan gejala rasa sakit ringan. Menurunkan H1 histamin dan muskarinik M3 reseptor-mediated bronkokonstriksi, menekan respirasi mitokondria, mengaktifkan kegiatan enzim hati.
Untuk mencegah gigitan nyamuk, "Balsem Lang" juga bisa digunakan dengan dioleskan di bagian tangan dan kaki yang tidak tertutup pakaian. Nyamuk benci bau menyengat termasuk bau mint. Karena itu "Balsem Lang" selalu tersedia di rumah saya karena manfaatnya banyak. Cara penyimpanannya juga mudah cukup di taruh di ruangan dengan suhu dibawah 30 derajat Celsius.
Jadi Balsem Lang memang sangat banyak manfaatnya terutama untuk membantu kerokan. Kerokan sendiri sebagai budaya pengobatan kearifan lokal nusantara perlu tetap dipelihara karena terbukti penelitian ilmiahnya aman untuk kesehatan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H