Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pengalaman Unik Naik Angkutan Umum di Pulau Flores

29 April 2017   16:08 Diperbarui: 29 April 2017   20:22 4675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melakukan perjalanan mandiri ke Pulau Flores dengan naik kendaraan umum mempunya cerita keunikan tersendiri. Mulai Labuan Bajo sampai Larantuka sejauh sekitar 800 kilometer, melewati empat kota Ruteng, Bajawa, Ende dan Maumere.

Sepanjang perjalanan melewati  pantai, gunung, bukit gersang dan sawah yang subur. Di Flores ternyata banyak sawah yang subur terutama di Kabupaten Manggarai yang terkenal dengan sawah lingkonya atau sawah berbentuk laba-laba.

pak soni , sopir travel plat hitam yg mengajak gratis makan
pak soni , sopir travel plat hitam yg mengajak gratis makan
Ada tiga macam kendaraan umum disana yaitu travel resmi Gunung Jati melayani mulai Labuan Bajo sampai Ende. Ada bus mini yang melayani setiap antar kota kabupaten yang taripnya antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000. Kemudian travel tidak resmi dengan kendaraan sejenis Avanza dan plat nomor polisi hitam banyak sopir travel menjalankan kendaraannya antar kota. Keistimewaan travel pribadi ini bisa menjemput penumpang di hotel asal mempunyai nomor telepon sopirnya.

Sedangkan yang paling unik truk transportasi antar desa yaitu truk yang diberi kursi di belakang atas bak diberi terpal tutup kepala agar tidak panas. Tapi penumpangnya selain manusia juga hewan ternak seperti sapi, kerbau dan domba.

Cerita tentang naik bus mini. Penumpangnya bukan hanya manusia tapi juga hewan ternak dan barang-barang kebutuhan sembako. Di Flores jarang sekali ada mobil jenis bak yang hanya membawa barang kebutuhan pokok dan mebel rumah tangga. Jadi kadang-kadang di bagasi ada juga kasur, kulkas, sampai sepeda motor bisa digantung di belakang mobil.

pemandangan di manggarai banyak sawah sepanjang jalan
pemandangan di manggarai banyak sawah sepanjang jalan
Paling unik ketika naik travel plas hitam yang membawa saya antara Bajawa ke Ende. Tiba-tiba di tengah perjalanan sopirnya berhenti di pinggir jalan agak lama.Ternyata dia mampir ke rumahnya dulu untuk bergurau dengan anaknya dan makan siang dulu. Penumpang dibiarka di dalam mobil. Setelah bertanya kepada penumpang asli Flores.Memang begitu sopir di Flores bisa berhenti dan beristirahat dimana saja.

Kemudian diantara penumpang juga ada yang membawa bibit anak ayam di dalam mobil. Sehingga selama perjalanan lima jam kami ditemani suara kotek anak ayam.

Sedangkan naik bus mini siap-siap duduk bareng hewan unggas. Dalam perjalanan dari Maumere ke Larantuka melewati jalan yang berkelok-kelok saya pusing sehingga memilih tiduran di kursi. Eh kemudian saya kaget terbangun karena kaki saya dipatok ayam . Ketika bilang saya dipatok kepada pemiliknya, dia hanya mendorong ayamnya didalam kardus tanpa ekspresi.

Dalam perjalanan dari  Ruteng ke Bajawa naik travel tidak resmi juga sopirnya tiba-tiba menghentikan mobilnya di daerah Kecamatan Aimere karena salah penumpangnya ingin minum moke yaitu sejenis minuman keras dari pohon aren yang terkenal di Flores.Jadi waktu terbuang hampir setengah jam. Tapi beruntung jadinya saya tahu cara pembuatan moke. Sopir juga mencoba minum moke dan langsung ditegur penumpang jangan minum moke sambil setir nanti mabuk. Untungnya sopirnya nurut cuma menjawab "coba sedikit." Coba di Jawa ada sopir minum minuman keras sambil setir pasti disuruh turun oleh penumpangnya.

penjual moke atau minuman keras di aimere antara bajawa ke ruteng
penjual moke atau minuman keras di aimere antara bajawa ke ruteng
Tetapi sekali saya mendapat sopir yang baik hati Pak Soni yang sabar. Dalam perjalanan ke Ruteng kami diantar juga ke toko oleh-oleh untuk beli roti khas Ruteng yang enak.Sehingga saya tahu rasanya roti kompiang. Dan sempat diajak mampir ke rumah saudaranya untuk diajak makan gratis. Jadi rejeki juga naik travel bonus makan gratis. Katanya sudah menjadi kebiasaan orang Manggarai kalau bertamu harus mendapat makan gratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun