Perang Vietnam di masa lampau memang pahit. Tapi dampaknya sekarang ini malah membawa turis-turis asing untuk datang berbondong-bondong ke Ho Chi Minh City (HCMC) hanya untuk melihat bekas-bekas peninggalan masa perang Vietnam melawan Amerika Serikat.
Jika anda pernah melihat film "Rambo", terlihat tentara Vietkong pada saat perang melawan Amerika, yaitu dengan adegan perang membuat terowongan bawah tanah. Saat itu digambarkan dalam film, tentara Vietkong tiba-tiba muncul dari lubang tanah, menembaki musuh, kemudian masuk lagi ke lubang, terus tiba-tiba muncul lagi di tempat lain melalui lubang juga. Lubang bawah tanah itu lah yang bernama Terowongan Chu Chi di Vietnam yang banyak dikunjungi turis asing sekarang ini.
Terasa tidak lengkap kalau sudah sampai di kota HCMC tapi tidak melanjutkan perjalanan ke Terowongan Chu Chi. Dari kota HCMC banyak paket tur di yang menawarkan tur berombongan hanya dengan biaya 14 dollar US. Kita diajak naik bus bergabung dengan turis lain untuk mengunjungi Terowongan Cu Chi.
Terowongan ini bukan hanya lorong seperti jalur gua saja, tapi lengkap dengan ruang rapat, dapur dan tempat untuk tidur. Di atas pintu masuk terowongan selalu ditutup daun-daun rontok dari pohon jadi seolah seperti tanah yang tidak pernah diinjak.
Selesai kita menelusuri terowongan, kita bisa mencoba senjata asli seperti AK 47, M-16 dan M-60 yaitu senapan mesin yang bisa mengeluarkan banyak peluru dalam waktu singkat. Tapi di areal ini harus menambah membayar lagi di luar tiket masuk, untuk bisa mencoba menggunakan senjata bekas perang ini.
Hal ini yang membuat bangsa Amerika kecolongan tidak mengetahui keberadaan terowongan ini. Karena begitu rapihnya bunker ini berada di tengah hutan jauh dari ibukota dan semua jejak pintu masuk ditutup rumput atau pohon jadi seolah-olah di bawah tanah tidak adai apa-apa di bawah tanah.
Oleh guide, peserta tur dipersilahkan mencoba memasuki bungker bawah tanah, tapi lubangnya sangat sempit, gelap, dan panas. Anda harus merangkak atau berjalan duduk, sangat capek membayangkan kalau berjalan puluhan kilometer seperti zaman perang Vietnam dulu.
Di sini saya belajar bagaimana bangsa Vietnam benar-benar mengapresiasi keinginan untuk hidup di zaman perang meski alat-alat senjata mereka kalah jauh modern dibanding Amerika Serikat. Di Terowongan Cu Chi, saya dapat mempelajari teknik perang gerilya, cara memasak di bawah tanah, cara hidup di dalam terowongan, membuat aneka jebakan. Peserta tur juga mendapat suguhan makanan zaman perang yaitu ubi kayu rebus ditabur sambal kacang. Cukup enak seperti makanan kampung di Indonesia. Hanya untuk asap dari masakan di bawah tanah, diberi lubang khusus ke udara tetapi dibuat seolha-olah seperti kabut sehingga tidak terdeteksi kalau di bawah tanah Vietnam waktu itu ada kehidupan selama bertahun-tahun.