Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Suasana Ramadhan di Istanbul

1 Juli 2016   20:50 Diperbarui: 2 Juli 2016   11:46 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika datang ke Istanbul, Turki untuk liburan pada saat bulan Ramadhan terasa berat. Karena sedang musim panas jadi tenggelamnya matahari sangat malam. Buka puasa sekitar pukul 21.00 malam dan imsak pukul 3.00 pagi. Jadi, puasanya hampir 17 jam.

Anak saya Dimas Ramadhan sengaja solo traveling ke Turki untuk merasakan ramadhan di sana. Dia melihat banyak penduduk Turki tidak berpuasa. Hanya pada saat menjelang buka puasa, mulai terasa suasana Ramadhan di Istanbul dengan banyaknya keluarga yang berkumpul di sekitar taman di depan Masjid Biru yang terkenal itu. Banyak meja kursi disediakan di sekitar taman, dan banyak keluarga membawa bekal masing-masing menunggu azan Magrib di sekitar Masjid Biru yang dikenal juga dengan sebutan Blue Mosque.

Foto: ITA DK
Foto: ITA DK
Dimas bercerita, ada juga pembagian makanan gratis di sekitar masjid yang sangat antri panjangnya berupa satu piring nasi dan lauk pauk. Pas azan Magrib berkumandang suasana sangat magis. Suara azan bersamaan terdengar dari beberapa loudspeaker masjid yang bertebaran di Istanbul.`Burung merpati bertebangan di langit ketika azan membuat suasana terharu bisa merasakan buka puasa di Turki.

Menjelang sholat Isya tiba, lampu-lampu di luar Masjid Biru ada sinar laser berubah-ubah warna merah, biru, ungu menyelemuti bangunan masjid yang indah ini. Dan di akhir pertunjukan muncul tulisan dalam bahasa Turki di atas bangunan masjid berupa tulisan “Dost Istersen Allah Yeter” yang berarti 'Jika Anda Ingin mendapat Rahmat dari Allah'. Ketika lampu sedang berganti warna ini membuat kekaguman pengunjung yang sedang santai berbuka puasa di halaman masjid.

Foto: ITA DK
Foto: ITA DK
Di siang hari sewaktu selesai sholat Dhuhur banyak juga jemaah yang tidur di karpet merah di dalam Masjid Biru seperti suasana siang hari di Masjid Istiqal Jakarta. Keesokan harinya Dimas berjalan-jalan di sekitar Taksim Square, daerah perbelanjaan di Istanbul. Di sini suasana menjelang buka puasa suasana agak berbeda. Ada panggung dan kursi meja disusun rapi. Ada pertunjukan tarian dan musik untuk pengunjung yang ngabuburit menunggu buka puasa.

Foto: ITA DK
Foto: ITA DK
Ada pembagian makanan gratis berupa kotak berisi roti, yogurt, kurma, dan minuman sari buah. Lumayan buat Dimas yang musafir dapat buka puasa gratis. Sayang Dimas tidak melihat keramaian langsung di acara buka puasa hari pertama Ramadhan di Taksim Square di mana jalanan ditutup untuk umum dan hampir separuh warga Istanbul tumpah ruah di jalanan makan bersama di atas meja kursi yang ditata rapi di sepanjang jalan,

Beruntung, ketika terjadi ledakan bom di Bandara Atartuk, Istanbul tanggal 28 Juni lalu, Dimas sudah pulang kembali ke Tanah Air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun