Masyarakat Indonesia pada bulan Ramadhan dan Lebaran biasanya selalu mengkonsumsi daging sapi lebih banyak karena masih banyak diantara masyarakat kita yang makan daging sapi hanya setahun sekali pada hari Lebaran saja. Itu pun makan daging sapi karena ikut arisan daging sapi yang didapat hanya pada saat Lebaran saja.
Sudah menjadi tradisi di kota-kota kabupaten di Pulau Jawa pada malam takbiran diantara tetangga dekat saling mengirim makanan yang berisi ketupat, opor ayam dan daging semur. Kebiasaan ini juga tentu akan menambah volume kekurangan pasokan daging sapi di saat Lebaran setiap tahunnya.
Pemerintah melalui Menteri Perdagangan selalu berusaha mengatasi harga daging sapi dengan cara mengimpor daging sapi dari Australia sejak awal Juni. Tetapi gejolak harga belum teratasi hal ini terlihat dari harga sapi kualitas sangat bagus masih bertahan dengan harga Rp 120.000 per kilogram. Padahal target pemerintah bisa turun menjadi Rp 80.000 per kilogram.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, pemerintah ingin segera menurunkan harga daging sapi sesuai anjuran Presiden Joko Widodo. "Karena maunya cepat, tidak ada pilihan lain kecuali impor daging sapi beku," kata Thomas Lembong di depan Kompasianer di acara Kompasiana nangkring soal “Daging Sapi: Beda Potongan, Beda Harga” di Anomalli Café Jakarta Rabu 22 Juni 2016.
Impor daging sapi beku berupa karkas dan semi kemasan diimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sedang dilakukan dalam beberapa minggu ke depan.
Dalam acara ini, Kompasianer diajak juga untuk mengenali beberapa jenis daging sapi berikut perbedaan harganya. Di pasaran, ada beragam jenis dan bagian dari daging sapi yang mungkin belum familiar bagi masyarakat, yaitu daging paha depan dan belakang, iga, sengkel, has dalam dan luar, daging gandik, sampil, lemusir, sandung, samcan, tanjung, kelapa, pendasar dan buntut.
Berdasarkan data Harga Eceran Nasional Daging Sapi dari Ditjen PDN Kemendag, harga daging sapi sampai dengan bulan Juni 2016 mencapai sekitar Rp 115.068,00/kg.
Untuk menstabilkan harga Menteri Perdagangan bersama Bulog melakukan operasi pasar di beberapa wilayah Jakarta dan daerah lainnya. Lokasi operasi pasar harga daging sapi di beberapa pasar di Jakarta, Banten antara lain telah dilakukan di
1. Pasar Kramat Jati
2. Pasar Minggu
3. Pasar Baru
4. Pasar Senen
5. Pasar Tanah Abang
6. Pasar Jatinegara
7. Pasar Tomang Barat
8. Pasar Glodok
9. Pasar Kebayoran Lama
10. Pasar Bahari
11. Pasar Klender
12. Pasar Palmerah
13. Pasar Anyar
14. Pasar Ciledug
Thomas menambahkan, harga daging sapi tidak bisa turun secara instan setelah pemerintah melakukan impor daging beku. "Kami baru mulai impor daging beku di awal Juni . Harga daging sapi tentu akan turun perlahan dan itu butuh waktu tidak bisa langsung turun harganya,” kata Thomas yang sangat ramah ini.
Thomas mengaku cukup kesulitan mengatur logistik untuk daging sapi segar dibanding daging sapi beku. Menurut dia, daging sapi segar hanya bisa disimpan dalam semalam dan dalam waktu sehari harus sudah siap dimasak.
Menurut Thomas, budaya mengkonsumsi daging sapi beku oleh masyarakat perlu disosialisasikan. Sarana dan sumber daya manusia pun harus dipersiapkan oleh pemerintah. "Perlu gudang dan pendingin daging di pasar. Diharapkan industri lokal pun perlu beralih ke daging sapi beku," katanya.
Dalam kebijakan impor daging, pemerintah saat ini mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 2016. Regulasi baru tersebut membolehkan mendatangkan daging dari negara zona based yang belum sepenuhnya bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), dari sebelumnya dari negara country based atau bebas PMK.
Persoalan sosialisasi mengkonsumsi daging sapi beku mungkin perlu lebih digalakkan oleh Menteri Perdagangan agar di masa depan harga daging sapi terus bisa stabil.
Karena seminggu sebelumnya penulis pergi ke Pasar Ciledug, Tangerang melihat masih lebih banyak ibu-ibu rumah tangga yang lebih suka membeli daging segar daripada daging beku meskipun harganya lebih mahal. Padahal waktu itu harga daging sapi segar untuk rendang Rp 120.000 per kilogram di Pasar Ciledug. “Rasanya tidak yakin enak memasak rendang dengan daging beku.Sudah kebiasaan sejak lahir makan daging segar,” ujar Ibu Odah di Pasar Ciledug ketika ditanya penulis.
Dengan adanya operasi pasar murah langsung ke lokasi komplek perumahan dan pemukiman warga umumnya, semoga ibu-bu rumah tangga Indonesia mulai sering memasak makanan untuk keluarganya dengan daging sapi beku.
Catatan: semua hasil foto dokumentasi pribadi penulis dari lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H