Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masyarakat Dihimbau Mengkonsumsi Daging Sapi Beku Agar Lebih Murah

27 Juni 2016   15:25 Diperbarui: 27 Juni 2016   20:22 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Perdagangan Thomas Lembong dalam acara Kompasiana nangkring

12. Pasar Palmerah

13. Pasar Anyar

14. Pasar Ciledug

Thomas menambahkan, harga  daging sapi tidak bisa  turun  secara instan setelah pemerintah melakukan impor daging beku. "Kami baru mulai impor daging beku di awal Juni . Harga daging sapi tentu akan turun perlahan dan itu butuh waktu tidak bisa langsung turun harganya,” kata Thomas yang sangat ramah ini.

Thomas  mengaku cukup kesulitan mengatur logistik untuk daging sapi segar dibanding daging sapi beku. Menurut dia, daging sapi segar hanya bisa disimpan dalam semalam dan dalam waktu sehari harus sudah siap dimasak.

Paparan Menteri Perdagangan tentang daging sapi
Paparan Menteri Perdagangan tentang daging sapi
Karena itu sekali lagi,  Thomas menghimbau agar masyarakat  bersedia beralih untuk mengkonsumsi daging sapi beku. Selain bisa disimpan lama mutu daging juga tetap terjamin bila disimpan selama satu tahun. "Kalau masyarakat Indonesia sudah mau beralih mengkonsumsi daging beku, kami bisa menyetok sehingga lonjakan harga bisa dihindari," katanya.

Menurut Thomas, budaya mengkonsumsi daging sapi beku oleh masyarakat perlu disosialisasikan. Sarana dan sumber daya manusia pun harus dipersiapkan oleh pemerintah. "Perlu gudang dan pendingin daging di pasar. Diharapkan industri lokal pun perlu beralih ke daging sapi beku," katanya.

Dalam kebijakan impor daging, pemerintah saat ini mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 2016. Regulasi baru tersebut membolehkan mendatangkan daging dari negara zona based yang belum sepenuhnya bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), dari sebelumnya dari negara country based atau bebas PMK.

Persoalan sosialisasi mengkonsumsi daging sapi beku mungkin perlu lebih digalakkan oleh Menteri Perdagangan agar di masa depan harga daging sapi terus bisa stabil.

Perserta acara Kompasiana nangkring di Anomalli Cafe Jakarta
Perserta acara Kompasiana nangkring di Anomalli Cafe Jakarta
Mungkin sosialisasi untuk mengkonsumsi daging beku tidak hanya di media massa, tapi pemerintah khususnya Bulog perlu datang langsung ke lokasi warga untuk operasi pasar penjualan daging beku. Hal ini  terbukti di lingkungan rumah penulis di Lapangan Komplek Barata, Tangerang sedang ada pasar murah penjualan daging beku dari Bulog  bekerja sama dengan Ibu-ibu PKK Barata- Tangerang  . Sejak Minggu kemarin (26/6) sampai Senin (27/6) dari stok satu ton daging beku sudah terjual 750 kilogram dalam waku waktu sehari saja dengan harga Rp 85.000 per kilogram. Ini berarti minat masyarakat terhadap daging beku sudah mulai naik.

Karena seminggu sebelumnya penulis pergi ke Pasar Ciledug, Tangerang  melihat  masih lebih banyak ibu-ibu rumah tangga yang lebih suka membeli daging segar daripada daging beku meskipun harganya lebih mahal. Padahal waktu itu harga daging sapi segar untuk rendang Rp 120.000 per kilogram di Pasar Ciledug. “Rasanya tidak yakin enak memasak rendang dengan daging beku.Sudah kebiasaan sejak lahir makan daging segar,” ujar Ibu Odah di Pasar Ciledug ketika ditanya penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun