Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenangan Indah Tak Terlupakan Bersama Ibu Tercinta di Sumatera Barat

22 Desember 2015   05:56 Diperbarui: 30 Desember 2015   19:02 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ibunda Tercinta di jendela Istana Pagaruyung. Foto ini menyimpan sejuta makna"][/caption]Cerita bermula ketika saya sekeluarga sudah lama ingin jalan-jalan ke Sumatera Barat terutama ingin melihat Istana Pagaruyung dan Jam Gadang ikon Kota  Bukittinggi. Sekitar tahun 2007, kebetulan sedang ada harga promo tiket pesawat Airasia yang untuk pertama kalinya terbang dari Jakarta ke Padang pulang pergi hanya Rp 100.000. Jadilah saya sekeluarga dan  almarhum ibunda Sunarlinah untuk pergi ke ke Padang.

Ketika saya akan mengajak ibu  pergi ke Padang, ibu sangat antusias untuk ikut karena memang belum pernah menginjakkan kakinya ke Padang.  Saya ikut senang melihat  ibu selama perjalanan tiga hari selalu ceria, sehat, dan antusias mengeksplore semua tempat wisata di Sumatera Barat.

[caption caption="Kenangan bersama ibu tercinta di depan Istana Pagaruyung"]

[/caption]Terutama ketika sampai di Istana Pagaruyung beliau semangat sekali untuk naik tangga dan berfoto ria di salah satu jendela Istana Pagaruyung yang megah dan indah itu. Istana ini memang menggambarkan rumah gadang adat Sumatera Barat yang indah dan megah. Ibu minta foto di salah satu jendela  rumah gadang dan berdua dengan saya beliau minta difoto oleh anak saya yang sulung, Ageng.

[caption caption="Dengan latar belakang Jam Gadang Ikon Kota Bukitinggi"]

[/caption]Di Restoran Padang yang kami coba selama perjalanan tiga hari beliau selalu mencoba  semua aneka masakan Padang yang selalu lezat. Tetapi ibuku paling berkesan dengan menu kepala ikan yang memang lezat yang kami makan di suatu restoran di daerah Teluk Bayur Padang. Ketika di Danau Meninjau, beliau juga suka mencicipi ikan goreng yang kecil-kecil dan renyah.

[caption caption="Ibu bersama ketiga anakku di Jam Gadang Bukittinggi delapan tahun yang lalu"]

[/caption]Ketika berkunjung ke Jam Gadang  sebagai  ikon  Kota Bukitinggi, beliau juga sangat antusias  untuk melihat-lihat seputar  taman  dan minta foto bersama.  Ibuku  paling suka ke pasar. Diajak mampir  ke pasar  tradisional di Kota Bukitinggi , mata beliau langsung berbinar dan langsung memilih  kain-kain taplak meja dengan bordiran. Ibu sangat  antusias sekali membeli beberapa taplak yang akan dipajang di rumah kediaman beliau di Jember. Karena ibuku memang suka menata  keindahan  rumah.

Selama perjalanan keliling Sumatera Barati, kami menyewa mobil kijang yang cukup membawa kami berenam. Saya memiliki tiga orang anak Ageng, Aji, dan Dimas. Jadi saya sekeluarga beranggota lima orang dan dengan ibu jadi enam orang sehingga mobil kijang sangat pas untuk kami. Kami selama tiga hari mengunjungi Ngarai Sianok, Lembah Harau, Kelok Sembilan, Danau Meninjau, Air Terjun Lembah Anai, Pantai Manis, dan Batu Malin Kundang yang menjadi simbol anak durhaka yang  legendaris itu.Di batu Malin Kundang, ibu berjalan-jalan mendekati batunya yang menyerupai seorang anak duduk menjadi batu itu.

Foto: Kenangan foto berdua bersama ibu tercinta,  di Istana Pagaruyung ini tak akan terulang seumur hidup

Ternyata perjalanan kami sekeluarga dengan ibunda tercinta itu adalah perjalanan kami yang terakhir dengan keluarga Eddy Suryanto. Karena ibu setahun kemudian, setelah jalan-jalan ke Padang terkena penyakit kanker paru yang membawa berpulang ke alam baka tepat pada tanggal 6 Juli 2008 di rumah kediamannya di Jember. Kenangan kami sekeluarga pergi bersama ibu seumur hidup tidak akan terlupakan. Rasanya suatu saat saya ingin napak tilas lagi mengulang perjalanan selama tiga hari ke Sumatera Barat dengan anak cucu nanti.

[caption caption="Kenangan indah di Ngarai Sianok, Bukittinggi ini tidak akan terulang lagi"]

[/caption]Ibu sudah berpulang selama  tujuh tahun, tetapi kasih sayang, perhatian, dan cintanya kepada anak dan cucu tidak akan terlupakan. Tulisan ini sangat pas untuk tema Hari Ibu 2015 memeriahkan kegiatan komunitas KKL. Terima kasih ibu atas kasih sayangnya kepada kami. Tulisan dan foto ini kami persembahkan kepada almarhum Ibunda Sunarlinah yang meninggal pada usia 69 tahun di Kota Jember, Jawa Timur. I love you Ibu Sunarlinah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun