Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerakan Berkebaya Sehari-hari dalam Beraktivitas

21 Desember 2015   07:52 Diperbarui: 21 Desember 2015   12:10 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 [caption caption="Pembicara seminar makna berkebaya dan panitia"][/caption]

Menyambut Hari Ibu, Komunitas Perempuan Berkebaya menyelenggarakan seminar gerakan berkebaya sehari-hari dalam beraktifitas bagi wanita Indonesia di Balai Sarwono Jakarta hari Minggu kemarin.  Sebagai pembicara , aktor dan budayawan  Slamet Raharjo mengatakan,  baju kebaya adalah suatu  pikiran  imajinasi bagi wanita Indonesia  karena kebaya bisa dimodifikasi menjadi model kutu baru, modern, klasik , model kartini , kebaya muslim, kebaya pengantin   dan lain-lain. 

Berbeda dengan kain sari di negara India yang memiliki busana nasional juga. Di India kain sari bisa berbagai corak  warna kain yang beraneka ragam tapi tidak bisa dimodifikasi dengan berbagai macam model. Hanya bisa berupa kain panjang yang dililit di badan dan disampirkan di pundak.

[caption caption="Penulis dengan Mbak Nungkis seorang artis budayawan dan dosen yang ramah"]

[/caption]

Sedangkan di Indonesia baju kebaya bisa menjadi berbagai macam model mulai panjang selantai, panjang selutut sampai setengah badan tergantung imajinasi  si pemakai. Bagi Slamet Raharjo, pemakai kebaya adalah perempuan Indonesia yang memiiki kepribadian setengah terbuka yaitu tidak terlalu menonjolkan aurat badan tapi juga sopan membuka diri kelihatan lehernya. Ini menunjukkan kepribadian wanita Indonesia dalam berbusana  yang sopan dan anggun tanpa menonjolkan lekuk badan. Itulah makna kebaya.

 

Kebaya adalah salah satu busana nasional kebanggaan bangsa Indonesia dari  berbagai macam jenis kebaya terdapat di Indonesia, dari Jawa, Bali,  hingga Sumatera, namun karena cara menggunakannya lumayan rumit, membuat kebaya menjadi jarang digunakan oleh para perempuan di Indonesia. Wanita  Indonesia masa kini lebih banyak yang menyukai busana sehari-hari dengan celana jeans dengan atasan blus model yang simpel dan elegan karena lebih sederhana dan lebih mudah penggunaannya. Padahal atasan celana jeans bisa juga dipadu dengan kebaya nasional.

Bagi Emmy Hafild, aktivis lingkungan yang sehari-harinya sudah memakai kebaya mengatakan, dirinya suatu saat terinspirasi dari wanita India yang ikut dalam suatu acara seminar internasional  yang selalu memakai kain sari. Sejak itu, Emmy dalam acara apa pun selalu memakai kain dari berbagai daerah di nusantara dan kebaya nasional. Tas dan asesoris yang dipakai Emmy juga dari kerajinan tangan pengrajin nusantara.

[caption caption="Penulis bersama Slamet Rahardjo, aktor dan budayawan"]

[/caption]

Nungki Kusumastuti  artis dan budayawan juga mengakui belum memakai kebaya setiap hari tapi diusahakan pada acara tertentu selalu berkebaya. Menceritakan pengalamannya dalam shoting film November 1828, Nungki hampir dalam waktu dua bulan setiap hari memakai kebaya dengan lokasi shooting film  di medan yang berat. Tapi karena itu suatu pekerjaan, dengan ikhlas Nungki menjalani  memakai  baju kebaya .

Saya sendiri sebagai penulis karena sering pergi ke berbagai pelosok nusantara memiliki koleksi beberapa kain daerah. Karena itu bergabung dengan Komunitas Perempuan Berkebaya agar kain-kain koleksi daerah bisa saya pakai untuk acara sehari-hari. Terus terang saya belum bisa sehari-hari selalu memakai kebaya karena aktivitas saya sebagai traveler, tapi saya usahakan pada acara tertentu memakai kain dan kebaya.

[caption caption="busana kebaya adat kudus dengan kain dari lasem"]

[/caption]

Lia Natalia, salah seorang inspiratif Perempuan Berkebaya memberikan demo contoh cara memakai kain batik yang praktis hanya dengan satu kali putaran dililit di tubuh langsung dalam waktu lima  menit selesai dengan cara ujung kain diikat saja.  Lia berkomitmen hanya menggunakan kain batik tulis , untuk menghindari penggunaan kain batik printing karena ingin menghormati para pengrajin batik tulis.

Bahkan untuk kain batik tulis lawasan yang tua, Lia  tidak tega untuk menggunting dan menjahitnya, sehingga kain itu dipakai secara utuh. Untuk menghindari sobek karena rapuh, Lia memberikan tips dengan memberikan sambungan tali sepatu sehingga ujung kain tidak perlu diplintir untuk diikat.

Lia di awal tahun 2016 nanti mengawali harinya,  akan pergi backpacker selama dua mingggu keliling Asia Tenggara melalui jalan darat dengan memakai kain kebaya. Lia sudah menyiapkan 6 lembar baju kebaya di tas ranselnya. Salut buat ibusatu ini.

Makna Hari ibu sendiri bagi Emmy Hafild yang pernah menjabat   Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara,  adalah suatu pernyataan politik   para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera pada saat itu berkumpul untuk mengadakan Konggres Perempuan Indonesia  di Yogyakarta pada tahun 1928. .

[caption caption="Bersama Mbak Lia Natalia, Inspiratif Perempuan Berkebaya yang konsisten setiap hari berkebaya termasuk pergi backpacker"]

[/caption]

Pada Konggres Perempuan Indonesia  Pertama tersebut  yang menjadi agenda utama adalah mengenai persatuan perempuan Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.

Secara resmi tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu adalah setelah Presiden Soekarno melalui melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

[caption caption="Penulis bersama sahabat dari Geng Solo"]

[/caption]

Menurut pengamatan penulis hari ibu sekarang  di masyarakat Indonesia, telah salah kaprah   lebih kepada ungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji keibuan para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan rutin sehari-hari. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun