Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berbagai Kendi Keramik Indah Ada di Museum Shanghai

27 Oktober 2015   12:39 Diperbarui: 27 Oktober 2015   14:44 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kendi keramik dengan corak garis warna warni"][/caption]

Mengunjungi Museum Shanghai di Tiongkok saya mendapat kejutan melihat berbagai macam bentuk kendi, yang berbagai bentuk menarik dan corak yang indah terbuat dari keramik. Jadinya saya sangat antusias mengambil foto berbagai bentuk macam kendi yang menawan itu di antara berbagai macam keramik yang dipajang. Diantara piring, mangkuk, teko dan keramik lainnya yang bernilai historis tinggi  saya paling interest dengan kendi.

Selain nama dan bentuknya sama yang ada di Indonesia. Ternyata nama yang tertera di keterangan nama barang di display lemari kaca  dalam bahasa Cina dan Inggris juga kendi. Jadi sama namanya untuk sebutan di Indonesia dan Jawa.

Kendi adalah tempat air seperti teko yang terbuat dari tanah liat di Jawa. Tapi di Cina kendi terbuat dari keramik dan bergambar bercorak indah berupa bunga, binatang dan daun.Yang paling menarik hati saya adalah kendi yang berbentuk katak duduk dengan corak bunga warna biru dan diatasnya ada bentuk leher botol sebagai pengisi air. Sangat lucu dan indah. Paling bagus lukisan kakinya menempel di kendi seperti jari-jari katak betulan .Dibuat zaman Dinasti Ming pada tahun1573, jadi usia keramik itu sudah  500 tahun.

[caption caption="Kendi berbentuk katak yang sangat membuat saya jatuh cinta"]

[/caption]

 

[caption caption="Keterangan di display keramik kendi berbentuk katak .Nama kendi dalam bahasa Cina Dan Indonesia ternyata sama"]

[/caption]

Bentuk kendi lainnya agak bulat pendek dengan warna-warni  bergaris  kuning, orange, biru, putih dan di leher botolnya bercorak bunga. Di tempat aliran air kendinya ada tutupnya. Ada juga kendi warna biru tua dengan corak bunga dan burung yang kelihatan tinggi langsing bentuknya. Kendi lain yang berwarna putih dengan corak burung merak dan bunga warna merah dan kuning emas juga sangat indah. Saya jatuh cinta dengan kendi-kendi keramik di museum ini pasti replikanya yang berbahan keramik juga mahal kalau ditiru.

Semua kendi keramik dibuat antara tahun 1500 sampai 1700. Barang keramik sangat berharga ini disimpan dalam lemari kaca dengan penerangan lampu sorot minimal sehingga untuk foto tanpa cahaya memang hasilnya kurang bagus.

[caption caption="kendi warna putih dengan corak bunga warna biru"]

[/caption]

Menurut Wikipedia, sebutan kendi pada umumnya dikenal di seluruh Asia Tenggara. Kata kendi berasal dari bahasa Sansekerta (dari India) yakni kundika yang artinya 'wadah air minum'. Meskipun kendi-kendi gerabah telah dibuat di banyak tempat di Indonesia sejak zaman prasejarah, namun kendi secara khusus sebagai wadah air yang menuang dari corotnya, baru dikenal pada abad ke-9 di Jawa. Hal ini dapat ditemukan pada relief-relief yang ada di Candi Borobudur pada teras Kamadhatu. Di Candi Borobudur yang dibangun sekitar tahun 800 M, memperlihatkan kedua bentuk tersebut.

Secara umum kendi mengambil bentuk buah labu sebagai inspirasi penciptaan. Hal ini dimungkinkan, mengingat buah labu yang dikeringkan merupakan salah satu wadah air yang pertama-tama digunakan sebelum orang memakai gerabah.

[caption caption="kendi warna biru tua dengan corak burung dan bunga ada tutup di mulut kendinya"]

[/caption]

Kendi pada upacara perkawinan Jawa, untuk mempelai wanita membasuh kaki mempelai pria dengan air dari kendi, setelah upacara pemecahan telur. Kegunaan lain kendi untuk upacara peresmian  ekspor perdana mobil atau kontainer biasanya disiram dengan air melalui kendi yang dipecahkan. Atau sebagai alat untuk menari tari Jawa,  Bondan, dimana penarinya akan naik diatas kendi.

Selain ada berbagai macam kendi, di dalam Museum Shanghai terdapati 11 galeri ruangan mengenai Cina zaman dulu yaitu galeri perunggu, galeri ukir/pahat, galeri keramik, galeri permata, galeri lukisan, galeri kaligrafi, benda-benda dari dinasti Ming dan Qing.

[caption caption="pengunjung museum menikmati keramik yang dipajang"]

[/caption]

Museum Sanghai adalah satu tujuan wajib apabila berkunjung ke Shanghai, kota kedua terbesar di Cina. Museum yang bentuk atapnya bulat ini sebagai salah satu dari 10 tujuan wisata yang harus dilakukan di Shanghai. Lokasinya terletak di Renmin Avenue, People's Square dan berseberangan langsung dengan Shanghai Municipal Government Building dan Shanghai Grand Theater, sangat mudah untuk mencapai lokasi ini. Museum ini dianggap sebagai  museum modern nomer satu di Cina.

Ini adalah salah satu bentuk  bangunan penting yang terletak di kota Shanghai. Untuk menikmati semua koleksi museum ini, pengunjung tak dipungut bayaran. Kita bisa menemukan berbagai artefak dan peninggalan sejarah China di Museum ini. Letaknya yang tak jauh kawasan Nanjing Road dan People Square.

[caption caption="Bangunan Museum Shanghai tampak dari luar. Bentuk atapnya bulat dan unik"]

[/caption]

Museum ini sangat besar, luas dan tepat berada di kaki Pearl Tower. Mengunjungi museum ini kita dapat mempelajari sejarah peradaban negeri Cina, termasuk era perang candu saat kolonialisasi Inggris dan Perancis.

Sebelum masuk museum, semua tas pengunjung masuk mesin X Ray dan apabila ada botol minuman, oleh petugas air minumnya disuruh minum langsung di depan petugas. Setelah air diminum tidak mengandung racun, baru boleh seluruh tas dibawa ke dalam museum. Di dalam museum juga boleh mengambil foto dengan syarat tidak memakai cahaya. (asita2308@yahoo.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun