Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ayutthaya, Kota Kuno Yang Masih Terawat    

27 Juni 2015   13:48 Diperbarui: 27 Juni 2015   13:48 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                  

Tempat yang paling saya ingin kunjungi selama di Thailand adalah kuil Ayutthaya dengan wajah gambar sang Buddha di bagian batang pohon beringin. Di sini ada pohon beringin terkenal karena ada wajah sang Buddha yang dikelilingi akar pohon. Tempatnya sangat magis dan dijaga petugas. Disini pada puncak Hari Raya Buddha menjadi tempat utama untuk berdoa. Di kawasan ini paling ramai pengunjungnya dan dikenakan tiket cukup murah hanya 50 Bath atau setara Rp15.000 saja.

Ada batas tali selebar tiga meter mengelilingi pohon beringin agar pengunjung tidak bisa memegang wajah sang Buddha. Pengunjung hanya bisa memotret dari jarak minimal tiga meter saja. Saya coba memotret wajahnya dengan lensa zoom agak lumayan dapat foto close upnya. Saat mengambil gambar disarankan kita duduk berlutut untuk menunjukkan rasa hormat kepada sang Buddha karena dianggap tempat  suci oleh warga Thailand. Wajah sang Buddha juga hanya satu meter di atas tanah sehingga memang lebih bagus mengambil gambarnya dengan duduk.

Foto: Banyak kuil di Ayutthaya yang lokasinya berbeda

Saya sangat kagum kepada wajah sang Buddha di akar  pohon beringin itu. Begitu mengagumkan bagaimana seseorang itu bisa mengukir wajah Sang Buddha di akar pohon dengan wajah tersenyum seolah menyapa pengunjung dan kelihatan nyata mirip sekali seperti patung-patung lain yang terbuat dari perunggu atau kayu. Usia pohon beringin itu sudah dua abad lebih tetapi terjaga baik. Wajah sang Buddha tidak berubah meski pohon beringin di atasnya bertambah tinggi. Saya paling lama berada di tempat ini mengambil foto dari beberapa sudut dan dari jauh mengagumi wajahnya yang kelihatan anggun.

Kawasan Ayutthaya kini sudah menjadi salah satu Word Heritage Site Unesco merupakan kawasan taman kuil bersejarah sejak abad ke 14. Kuil ini merupakan reruntuhan kerajaan Thailand yang pernah diserbu Burma tahun 1767 tetapi masih menunjukkan bayangan akan kebesaran dan kejayaan kerajaan Thailand di masa lalu.

Foto: Wajah sang Buddha di batang pohon tetap utuh meskipun usianya sudah ratusan tahun

Ada banyak titik yang harus dikunjungi di Ayutthaya.  Saya memilih kawasan Wat Phra Mahathat kuil terpenting pada masa keemasan Ayutthaya lebih dahulu yang saya kunjungi. Di kawasan ini juga ada beberapa menara miring dan salah satunya tertinggi di kawasan itu setinggi 46 meter dan menjadi pusat Kota Ayutthaya. Menara kuil yang miring itu akibat serangan bom Burma tahun 1767 . Kuil yang miring itu sudah dua setengah abad ini tetap berdiri tidak hancur meski diserang bom. Di sini juga banyak ditemui patung-patung Buddha yang rusak (tanpa kepala). Tapi karena kawasannya dirawat serta ditanami dengan taman rumput yang menghijau dan pohon-pohon rindang, suasananya menjadi sangat asri. Perpaduan antara kuil kuno dan taman.

Mengelilingi kawasan kuil disini butuh tenaga ekstra untuk naik dan turun tangga. Karena banyak kuil yang terbuat dari bahan batu bata merah ini naik turun kosntur tanahnya. Tetapi rasa capek Anda akan hilang setelah mendapat sudut pandang menarik kuil miring denga latar belakang rumput dan pohon rindang untuk diambil gambarnya memang baru diketahui setelah berkeliling.

Foto:patung sang Buddha sedang tidur

Tempat kedua yang saya datangi Wat Thammikarat adalah reruntuhan kuil yang paling indah di masa lalu karena ada danau yang dikelilingi kuil berbentuk bangunan segi delapan yang dijaga oleh patung-patung singa berwarna putih. Sayang kondisinya sekarang kurang terawat karena danaunya sudah berubah menjadi lapangan rumput. Di kawasan ini banyak juga patung-patung ayam jago yang diletakkan mengelilingi kuil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun