#HUTJakarta488th  Â
Untuk menyambut HUT Jakarta ke 488 tahun yang jatuh hari ini saya ingin mencermati aktivitas kesibukan warga Jakarta yang lebih banyak waktunya untuk di luar rumah yaitu menunggu waktu.
 Kalau kita cermati hidup di Jakarta adalah lebih banyak waktu menunggu. Cobalah  pagi hari akan berangkat ke kantor dari berangkat,  kita sudah akan menunggu bis atau angkutan datang. Setelah bis datang kita menunggu lagi, sopir angkutan masih banyak yang ngetem di jalan. Setelah bis mulai berjalan sepanjang jalan jalan kita kena kemacetan. Setiap lampu merah kita menunggu kemacetan.
 Sehingga untuk menghabiskan waktu menunggu banyak warga Jakarta yang memegang handphone atau alat gatget lainnya. Di dalam  angkutan umum banyak warga yang sedang chatting, bermain game, mendengarkan lagu atau membuka facebook.
 Aktivitas warga untuk ke rumah sakit, restoran, bank dan lainnya memerlukan antrian. Contoh ke rumah sakit dokter gigi saja, melalui antrian pendaftaran, antrian dokter, kemudian antrian apotik. Proses antrian dokter saja bisa dua jam sedangkan aktivitas dokter di dalam ruangan hanya ¼ jam.
Â
Foto:Menunggu antrian masuk ke dalam bus trans jakarta (poskota.co.id)
 Demikian juga aktivitas mau makan ke restoran terkenal seperti Bakmi GM di suatu mall. Kita dari rumah perlu waktu dua jam datang ke mall. Sampai restoran antri lagi kalau week end untuk dapat tempat duduk perlu antri satu jam. Setelah makan menunggu order makanan. Kemudian kita makan hanya ½ jam saja. Waktu yang terbuang sudah 1 1/2 jam untuk antri restoran, makan hanya 1/ jam.
 Mau setor tabungan ke bank, masih perlu antrian lagi ambil nomer antrian di satpam di depan pintu. Kemudian kita antri di depan kasir. Kalau bank favorit semacam BCA antri bisa satu jam. Setelah sampai di depan kasir, aktivitas kerja setor duit hanya 10 menit. Jadi antri bank satu jam, setor duit 10 menit.
Mau naik angkutan bus trans Jakarta dan kereta comuter juga antri dan desak-desakan di dalam terutama pada jam sibuk .
  Mau salaman dengan pengantin di pelaminan juga antri. Kita datang jam 19.00 malam karena undangan resmi jam segitu, tahunya pengantin masuk ruangan jam 19.30. Ditambah pidato baru salaman jam 20.00 . Salaman dengan pengantin  lima menit, menunggu waktu salaman bisa satu jam.
Â
Foto: antrian bank (google.com)
 Dimana tempat di Jakarta yang tidak antri. Apalagi toilet di mall waktu hari akhir pekan pasti antri. Di Bandara Soekarno Hatta, Stasiun Gambir toilet juga antri.
Yang rumahnya Jabotabek, Bogor, Bekasi, Tangerang setiap hari berangkat dan pulang kerja rata-rata sekali berangkat memerlukan waktu dua jam. Jadi pulang-pergi ke tempat kerja empat jam terbuang waktu di jalan. Bekerja 8 jam, waktu di jalan 4 jam. Meninggalkan rumah 12 jam.
Kebahagiaan buat warga Jakarta hanya sederhana. Kalau sedang pergi keluar rumah tidak macet dan tidak antri kalau sedang beraktivitas.
Buat para Kompasianer, bagaimana cara menghilangkan waktu menunggu di Jakarta ?. Lebih ke masalah disiplin waktu atau kebanyakan penduduk Jakarta ini. Tolong dibantu jawab pertanyaan saya. (Asita DK Suryanto)
 Foto utama: sumber google.com
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H