Tokyo adalah kota metropolis yang menarik di Jepang. Tradisi berpadu dengan budaya modern. Di sini, Anda dapat mengunjungi kuil kuno sebelum kemudian melihat menara Tokyo Skytree yang modern menjulang tinggi. Tradisi yang berabad-abad lalu berdampingan dengan budaya perkotaan yang membuat menarik untuk dikunjungi .
[caption id="attachment_344225" align="alignnone" width="800" caption="lentera raksasa di kuil asakusa"][/caption]
Luangkan waktu berjalan-jalan di Taman Timur Istana Kekaisaran Jepang yang cantik. Pintu gerbang yang gagah terbuat dari kayu bisa dicapai melalui jembatan yang dilalui kanal menyerupai kolam. Lalu uji pengetahuan Anda tentang sejarah Jepang di Museum Edo-Tokyo.
[caption id="attachment_344222" align="alignnone" width="600" caption="bersama pasangan jepang yangberbaju kimono"]
Ibu kota negara Matahari Terbit ini adalah sebuah negara di mana masa lalu memenuhi masa depan . Budaya Jepang membentang kembali ribuan tahun , namun juga telah mengadopsi dan menciptakan kota mode dengan berkunjung ke kawasan pertokoan Ginza, mata langsung terserap akan mode mutakhir yang sedang trend di Jepang. Dimana semua merk baju dan tas dari seluruh dunia ada di mall-mall daerah Ginza.
Kembali ke masa lalu, saya berkunjung ke kuil Asakusa Kannon yang juga dikenal sebagai "Sensoji" . Kuil Buddha ini terletak di daerah Asakusa, Taito, Tokyo. Sensoji dibangun pada tahun 645 dengan arsitektur Jepang terbaik. Asakusa sangat terkenal dengan berbagai kuil di mana kuil Asakusa Kannon adalah yang paling terkenal dan juga kuil tertua di Tokyo.
[caption id="attachment_344224" align="alignnone" width="800" caption="kuil asakusa"]
Asakusa Kannon ini sangat dekat lokasinya dengan stasiun kereta api Asakusa yang dilayani oleh banyak sublines. Cara termudah untuk mencapai Asakusa adalah mengambil jalur JR Yamanote dari Stasiun Tokyo ke stasiun Kanda yang kira-kira dua menit perjalanan dan kemudian transfer ke jalur kereta bawah tanah Ginza dengan tujuan Asakusa dan ditempuh sekitar sepuluh menit perjalanan.
Karena itu, jika seorang wisatawan pergi ke Asakusa menggunakan subway, rambu penunjuk jalan yang terpasang di stasiun kereta bawah tanah (chikatetsu) akan mengarahkan ke gerbang Kaminari. Di gerbang besar yang terbuat dari kayu itu tergantung sebuah lampion raksasa berwarna merah. Di tiang sebelah kiri ada patung dewa angin, sedangkan yang di kanan adalah patung dewa badai
Masuk kuil ini disambut dua dewa yang menampilkan sebuah lentera raksasa berwarna merah yang banyak difoto untuk latar belakang pengambilan foto. Pada gerbang utama ada jerami sandal raksasa yang menutup satu sisi . Kuil ini selalu ramai pengunjung dan wisatawan asing. Kuil Asakusa tak pernah berubah sejak beberapa ratus tahun silam. Para pengunjung menikmati suasana masa silam.
[caption id="attachment_344227" align="alignnone" width="640" caption="jembatan penyeberangan yang super sibuk di shibuya"]
Di dalam kehidupan yang serba modern, rupanya tiap hari tetap ada ribuan orang Jepang datang ke kuil tertua di negeri sakura ini.Tradisi terus dijaga dan bangunan kuil dipertahankan sesuai aslinya.Semua dipertahankan seperti aslinya, hanya ditambah lampion-lampion yang juga selaras dengan bangunan kuno di sekitarnnya. Sehingga memasuki Kuil Kannon di Asakusa, Tokyo, seolah memasuki lorong waktu menuju arus balik menuju Jepang di masa lalu.
Seperti kuil pada umumnya, di halaman bangunan utama juga disediakan altar untuk menyalakan hio, yaitu tempat menyulut dupa dan semua pengunjung yang percaya akan berebut mengasapi diri untuk mendapatkan keberkahan. Ada kepercayaan disini barang siapa yang menghembuskan asap dupa dari kuil di badannya akan mendapat berkah banyak rejeki, sehat dan terkabul semua doanya.
[caption id="attachment_344229" align="alignnone" width="640" caption="ana-anak remaja harajuku gak menolak difoto turis"]
Di halaman bagunan utama juga terdapat tempat melempar batangan bambu untuk ramalan mengetahui keberuntungan. Pengunjung akan mengocok wadah yang berisi batangan bambu untuk mendapati salah satu batang bambu yang terlempar. Pengunjung lalu menuju sebuah lemari untuk mencari potongan kertas yang sesuai dengan angka pada batang bambu yang terlempar. Di kertas itulah konon ramalan nasib orang tersebut tertulis.
Di kawasan Asakusa juga dijual barang-barang oleh-oleh khas Jepang seperti aksesoris,gantungan kunci, suvenir, dan baju kimono. Terutama makanan palsu bahan plastik seperti aslinya untuk etalase restoran contoh sushi palsu, mie ramin palsu di mangkok lengkap dijual disini. Semua barang dijual lengkap dengan label harga sehingga kita tidak khawatir dengan harga yang kemahalan.
Setelah puas melihat Kuil Asakusa saya melewatkan malam hari di daerah Shibuya yang terkenal dengan penyeberangan jalan atau zebra cross teramai di dunia.Berdekatan dengan Hachiko Plaza ini bisa dibilang salah satu persimpangan paling keren yang pernah saya lihat .
Shibuya Crossing luar biasa dengan banyaknya kerumunan orang yang bersama-sama menyeberang di kala lampu berwarna merah, dengan latar belakang layar video besar, yang kadang-kadang menampilkan video langsung dari adegan jalanan di zebra cross ini. Tempat ini cukup untuk menghentikan waktu Anda untuk merasa “wow saya sedang ada di Tokyo,”.
[caption id="attachment_344228" align="alignnone" width="640" caption="gambar bangunan no 109 kode wilayah shibuya"]
Saya tidak tahu mengapa ketika sudah kembali ke tanah air, setiap kali saya memikirkan Tokyo saya selalu mengingat penyeberangan Shibuya di malam hari dengan aneka lampu, video besar, dan kerumunan orang banyak di penyeberangan jalannya. (email:asita@djojokoesoemo.com)