Bagi saya makna perjalanan adalah bukan hanya melihat tempat wisata baru dan menikmati pemandangan alamnya. Tapi menambah persahabatan ketika melakukan perjalanan adalah saat yang  paling saya sukai dalam hidup. Berkenalan dengan teman baru ketika menunggu di bandara, di dalam pesawat, di rumah makan, di lokasi wisata  atau di lobi hotel atau di mana pun kami bisa berbicara dan berkenalan dengan teman baru.
Berkat Airasia saya memiliki sahabat baru di Korea Selatan, Filipina, Swis, Thailand, Perancis, Mexico , dan Slovenia yang sampai sekarang masih berhubungan dengan email atau saling menyapa di Facebook. Yang paling mengesankan kalau kita bisa bertemu lagi untuk kedua kali setelah perkenalan pertama. Saya memiliki sahabat-sahabat yang bersedia dengan ikhlas mengatur pertemuan kedua kami di negaranya masing-masing.
[caption id="attachment_356207" align="aligncenter" width="512" caption="bersama keluarga Ziga di Ljubljana, Slovenia"][/caption]
Perkenalan pertama, Â saya lakukan dengan Ziga traveler asal Slovenia. Awalnya saya berkenalan dengan Ziga di Gunung Bromo, Probolinggo di Jawa Timur sekitar lima tahun yang lalu ketika sama-sama melihat sunrise di Gunung Bromo bersama anak saya Ageng Purnomosidi. Setelah dari Gunung Bromo, Ziga diajak menginap di rumah orang tua saya di Jember, Jawa Timur untuk melihat Pantai Papuma.
[caption id="attachment_356209" align="aligncenter" width="512" caption="bersama Ziga diajak melihat kastil di Ljubljana, Slovenia"]
Kami kemudian melanjutkan persahabatan dengan email dan akhirnya tahun lalu tahun 2013 saya mendapat kesempatan untuk terbang ke negaranya di Slovenia. Saya dijamu menginap di rumahnya gratis selama tiga hari di rumahnya di Kota Ljubljana. Saya diajak mengelilingi negaranya Slovenia dengan mobil pribadinya. Tidak hanya itu kebaikan Ziga, dia juga bersedia mengantar saya ke Venice, Italia karena jarak rumahnya di Ljubljana dengan Venezia hanya tiga jam dengan perjalanan mobil.
Selama menginap di rumahnya saya juga dijamu dengan menu makanan Slovenia, yaitu gulash yang hampir sama namanya dengan makanan Indonesia gule daging sapi. Bahan dasarnya sama daging sapi. Saya juga memperkenalkan batik dan wayang sebagai suvenir dari Indonesia kepada orangtua Ziga di Slovenia.
Setiap perjalanan saya selalu membawa kartu pos bergambar daerah wisata di Indonesia untuk sarana perkenalan baru. Dengan sesama traveler di luar negeri  untuk membuka percakapan baru saya memberikan kartu pos apabila berkenalan. Saya sangat antusias menceritakan keindahan Indonesia dari gambar kartu pos yang saya berikan ke setiap teman traveler baru.
[caption id="attachment_356211" align="aligncenter" width="512" caption="bersama Eunju Park sahabat asal Korea Selatan kami bertemu kembalidi Hanoi, Vietnam"]
Teman lain Eunju Park berkenalan dengan anak saya Ageng di Korea Selatan tiga tahun lalu. Kemudian ketika saya berkunjung ke Vietnam dengan Airasia tahun 2012 Eunju pindah kerja di Kota Hanoi. Kami sengaja bertemu di Kota Hanoi untuk kedua kali kami berjalan-jalan bersama mengelilingi Danau Hoan Kiem di Hanoi dan makan siang bersama. Sampai sekarang  Eunju memanggil saya ibu menirukan panggilan anak saya kalau menyapa di  email atau Facebook.
[caption id="attachment_356212" align="aligncenter" width="512" caption="Bersama Nicola Juliano dan Liza Ventura dari Filipina kami berkenalan di Halong Bay Vietnam"]
Dengan sahabat lain Nicola Juliano dan Liza Ventura dari Filipina saya berkenalan tahun 2012 Â ketika sama-sama satu travel dalam paket wisata perjalanan dari Hanoi ke Halong Bay. Kami saling berkenalan ketika makan siang di kapal yang sedang berlayar di Halong Bay dan kami satu meja makan. Akhirnya pertemuan berlanjut dengan pertemuan kembali kedua dengan anak saya , Ageng di Kota Manila Bulan Juli 2014 kemarin. Kebaikan Nicola dan Liza adalah mengantar anak saya, Ageng keliling Kota Manila gratis ketika dia berkunjung ke Manila. Liza juga menitipkan suvenir kipas dan cangkir dari Filipina kepada saya sewaktu Ageng bertemu di Manila.
[caption id="attachment_356215" align="aligncenter" width="512" caption="berkenalan dengan Boons Sukguy asal Thailand di Bangkok"]
Perkenalan dengan Boons Sukguy asal Thailand tahun 2012 ketika kami sama-sama mengunjungi museum kerajaan di Bangkok, Thailand. Kami melihat-lihat museum sambil menceritakan kebudayaan masing-masing negara. Ternyata Boons menawarkan kebaikan setelah berkenalan pertama itu dengan mengantar saya dengan mobil pribadinya dari museum ke daerah Siam di Bangkok. Persahabatan kami berlanjut dengan saling mengirim email untuk mengatakan kabar dan berita. Kami saling menukar topi ketika berkenalan dan topi kenangan dari Boons saya pakai selama pergi ke Eropa.
[caption id="attachment_356218" align="aligncenter" width="512" caption="bersama Maria asal Swiss saya diajak minum teh di kediamannya di Bern, Swiss"]
Pada bulan April 2013 saya pergi ke Swiss.Ketika saya berjalan-jalan di taman bunga Kota Bern, Swiss . Saya berkenalan dengan Maria, warga Swiss yang sedang bermain di taman bersama rekannya. Saya diajak bermain bersama ayunan bersama mereka. Tidak disangka hari itu kebetulan Maria sedang berulangtahun dan dia mengajak kita minum teh dan makan kue di rumahnya yang tidak jauh dari taman bunga itu. Baru berkenalan Maria tanpa rasa curiga mengajak saya bermain di rumahnya Sebagai tanda kebaikannya saya menyanyikan lagu ulangtahun dalam bahasa Indonesia, dan Maria senang sekali mendengarkannya.
Perkenalan dengan Antonio Sanzez dari Mexico di Frankfurt , Jerman dan  Marine Perinchon dari Perancis di Thailand adalah ketika berkenalan di tempat baru saat traveling. Bersama mereka kami saling sharing tempat-tempat wisata yang pernah didatangi dan mempromosikan wisata negaranya masing-masing. Kami saling menawarkan diri untuk menginap di rumah masing-masing apabila nanti kami mengunjungi negaranya.
[caption id="attachment_356220" align="aligncenter" width="512" caption="bersama Marine asal Perancis kami berkenalan di Cihiang Mai, Thailand"]
Saya pernah terbang ke Malaysia, Singapura, Vietnam dan Jepang dengan Airasia untuk jalur luar negeri .Untuk dalam negeri ke Medan, Balikpapan, Padang, Semarang, Yogyakarta, Bali .  Untuk jalur Surabaya sudah tidak terhitung lagi berapa kali saya  naik Airasia dari Jakarta ke Surabaya. Karena kampung saya di Jember, Jawa Timur maka saya sering sekali pulang kampung lewat Surabaya. Banyak jalur yang sudah tutup ketika saya pernah terbang ke kota tersebut. Karena saya perginya sering kali di waktu perdana pesawat Airasia menambah rute baru.
Ketika saya terbang ke Osaka, Jepang bulan Mei lalu saya menemukan sebuah telepon genggam yang tertinggal di dalam saku kursi penumpang pesawat Airasia terselip di dalam majalah Airasia. Saya simpan telepon genggam itu sampai saya pulang kembali ke Indonesia, Dan ketika dibuka telepon genggamnya oleh anak saya, Dimas dengan bantuan internet wifi terlacak pemiliknya orang Malaysia yang bernama  Noorainura Binti Mazlan Ainura tinggal di Kuala Lumpur.
Anak saya Ageng kebetulan terbang ke Malaysia bulan Juli lalu, dan telepon genggam itu dikembalikan ke pemiliknya dengan diserahkan sendiri bertemu di Bandara Terminal KLIA II yang baru. Dalam waktu dua bulan telepon genggam itu kembali ke pemiliknya meski berbeda negara. Bagi saya persahabatan lebih penting daripada sebuah benda.Sekarang keluarga kami bersahabat dengan Noor menyatakan ingin datang ke Jakarta bertandang di  rumah kami  sebagai sahabat.
Dengan para sahabat baru di manca negara kami saling berkirim kartu pos dan setiap tahun baru kami pasti saling mengucapkan email selamat tahun baru.Bagi saya menambah teman dan sahabat adalah hal yang mengesankan dalam perjalanan. Selain menambah wawasan baru untuk melihat lokasi wisata di tempat baru yang belum pernah kami datangi, persahabatan lebih penting. (Asita Djojo Koesoemo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H