Mohon tunggu...
Asinong Mangonrang
Asinong Mangonrang Mohon Tunggu... -

Hanya Seorang Ibu ramah tangga biasa, menghitung kalender menanti masa liburan tiba, berharap buah hatiku menyempatkan berlibur di rumah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Bunda di Hatimu

18 Desember 2013   05:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:48 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin mereka di sini bernyanyi bersama Bunda.

Tertawa dan menangis

Kini mereka pergi

meninggalkan goresan-goresan tangannya di dinding beku,

meninggalkan retakan jendela kaca ulah nakal masa kecilnya

Juga di gagang pintu yang dipatahkannya

Tak ada lagi rengekan-rengekan tertahan

Tak ada lagi rajukan-rajukan memaksa.

Tak ada lagi gema canda tawa di langit-langit

Juga ketika mereka berebutan posisi di samping Bunda

Merapat, memeluk dan mengecup Bunda.

Kini Bunda sendiri bersama senja.

Memandangi foto-foto kalian dalam diam.

Sungguh bukannya Bunda tidak ridho.

Bunda kadang hanya kurang bisa berdamai dengan hati

Maafkan Bunda Sayang,

Tugas Bunda ternyata hanya sesaat

Kini Bunda di akhir waktu

Bersiap menjemput malam

Bunda telah berada di senja hari

Tak lama lagi ajal menjemput

Maafkan Bunda sayang,

Bunda bukannya tak ingin di sisimu selamanya

Berlarilah sayang,

Jemputlah hari kalian.

Jemputlah terangnya mataharimu.

Rabb.... inilah buah hatiku

Mereka bukan lagi putra-putriku

Mereka kini milik zamannya,

Robb..,  Inilah buah hatiku

Kutitipkan dia kepadamu

Telah kubesarkan dia dengan cinta

Dengan pemahaman yang baik

Jagalah dia, Engkaulah sebaik-baiknya penjaga titipan.

Robb.., inilah putra-putriku

Kuserahkan syahidnya di jalanMu

Biarkan dia meniti jalan menujuMu

Bersama cinta Bunda di hatinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun