Penggunaann isu politik identitas ini telah sampai dimana para pencari suara tetlah mempertanyakan ideology bangsa. Tentunya hal ini merupakan hal yang terlalu sensitive dimana seharusnya perlu ada pengkajian yang mendalam atau dipersoalkan secara akademis.
- Menimbulkan adu domba
Politik identitas yang terus menerus menggaungkan paham primordial akan menganggap orang dengan identitas lain adalah inferior bagi mereka. Jadi bagaimana tidak terjadi perpecahan bila isu sensitive ini terus menerus diproduksi.
- Hilangnya pluralitas
Pluralisme berarti kesediaan untuk menerima keberagaman (pluralitas), artinya, untuk hidup secara toleran pada tatanan masyarakat yang berbeda suku, gologan, agama,adat, hingga pandangan hidup. Namun penanaman kehebatan sebuah komunitas secara terus menerus akan menghilangkan toleransi ini karena masayrakat terus menerus berpikir etnosentris. Padalah pluralisme mengimplikasikan pada tindakan yang bermuara pada pengakuan kebebasan beragama, kebebasan berpikir, atau kebebasan mencari informasi, sehingga untuk mencapai pluralisme diperlukanadanya kematangan dari kepribadian seseorang dan/atau sekelompok orang.
- Menimbulkan polarisasi
Rasa di kotak-kotakan akan mempersulit hubungan sosial masyarakat sebagai akibat dari lunturnya pluralitas.
- Membawa perselisihan
Perselisihan tentang saling klaim kekuatan masing-masing komunitas agaknya tidak akan selesai sehingga bila tidak ada pendidikan multikulturalisme perselisihan akan terus terjadi.
      Adapun dampak positif dari adanya politik identitas ini adalah masyarakat jadi tahu siapa diri dan identitas mereka sehingga bila politik identitas ini disertai dengan pengajaran pluralism yang sepadan maka politik identitas akan mencapai manfaatnya. Namun bila tanpa pengajaran yang jelas kemungkinan dampak yang telah diuraikan diatas bisa menjadi kenyataan.
      Oleh karena itu, masyarakat harus pandai mereduksi hal-hal apa saja yang berkaitatn dengan identitas mereka. Angin perselisihan akan mudah sekali ditiupkan pada masyarakat yang tidak sadar siapa dan dimana diri mereka. Oleh karena itu pendidikan multikulturalisme harus diutamakan untuk menghalau efek buruk politik identitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H