Mohon tunggu...
Asikin Hidayat
Asikin Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru di Majalengka.

Saya hanya suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ladang-ladang Nafkah

10 September 2022   19:56 Diperbarui: 10 September 2022   19:57 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


ladang-ladang nafkah
telah menjadi sangat angar
tak satu pohon pun tumbuh menjanjikan panen besar

ladang-ladang nafkah
telah berubah menjadi persinggahan semu
antara ruang dan waktu
pasrah menanti penentu

ladang-ladang nafkah
telah beranjak bias
tak seekor hewan pun merumput
sebab rumput terlanjur mengering
lalu habis dimakan amarah

ladang-ladang nafkah
telah jadi gelanggang lengang
sebab petani lebih memilih sepi
kemudian khusyuk mencabik puisi

ladang-ladang nafkah
masih adakah saat kita lelah
menghitung sisa-sisa perkasa?

*10092022*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun