Alhamdulillah setelah mengalami Gerhana Matahari Total (GMT) pada saat kecil dulu di tahun 80 an, saya masih diberi umur buat menyaksikan GMT lagi tahun 2016 ini.
Saat kecil, GMT tidak bisa saya nikmati karena ada larangan dari pemerintah dan orang tua untuk tidak keluar. Karena itu, kesempatan kali ini tidak saya sia-siakan untuk bercengkrama beserta keluarga menikmati dan mendokumentasikan gerhana.
Persiapan
Sebulan sebelum gerhana, mulailah saya mencari referensi yang cukup penting
1. Bagaimana melihat gerhana secara aman dan Apakah bisa membuat alat-alat melihat GMT yang aman dan murah
Dari berbagai referensi yang diperoleh saya akhirnya nekat menggunakan film X-Ray bekas periksa gigi setahun yang lalu. Saya gunakan bagian frame film X-ray yang tidak ada gambar gigi nya. Agar aman saya dobel lalu saya buat kacamata seperti berikut.
Satu catatan yang harus saya perhatikan adalah, walaupun kacamata tersebut bisa mengurangi sinar tampak yang sampai ke mata sampai tahap yang aman, masih ada resiko radiasi sinar tak tampak seperti UV dan IR. Karena itu saya batasi setiap melihat melalui kacamata tersebut tidak boleh lebih dari 10 detik. Alhamdulillah sampai detik ini masih aman, tidak ada keluhan penglihatan.
Sebagai alternatif, saya siapkan metoda yang sudah dijamin aman, yaitu melalui projeksi bayangan teropong.
2. Bagaimana memotret GMT
Bagian paling ribet adalah mempersiapkan kamera, lensa dan filter matahari. Untuk filter matahari, saya hanya menggunakan filter dari film X-Ray sebanyak satu lapis.
Kabar buruknya, fokus lensa terpanjang yang saya punya adalah 300mm yang kabarnya masih kurang "greng" untuk memotret matahari. Seminggu sebelum gerhana saya tes lensa 300mm saya. Berikut hasilnya tanpa crop.