“Perhatian semuanya...!” Pak Windu bersuara lantang.
“Saya Windu Hernowo, atas nama putri saya Asih dan mantu saya Abi Rangkat, mengumumkan secara resmi jika putri saya telah melangsungkan pernikahan. Acara syukuran baru akan di laksanakan beberapa hari lagi. Ucapan saya ini anggap sebagai undangan resmi meski belum ada undangannya.”
Sambutan pak Windu di sambut gembira warga. Mas El maju mendekati Abi dan memeluknya dengan penuh haru. Abi yang tak mengerti hanya diam sambil tersenyum.
“Aku sangat gembira melihatmu. Mas Firman adalah sahabatku, kami sangat dekat. Kehadiran Abi terasa jika mas Firman tak pergi meninggalkan kami.” Ucapan El membuat Abi maklum akan sikap El padanya. Dia akhirnya menepuk bahu lelaki itu.
“Kita juga bisa bersahabat. Firman dan saya tidak jauh berbeda.” Mas El tersenyum senang.
Tak perlu waktu lama, berkas pernikahan Asih dan Abi kelar di KUA. Mas Hans sendiri yang mengantar karena sangat terharu Asih sekdes akhirnya menikah. Mahar juga berniat menyumbang roti berbagai rasa. Sekar tak mau kalah, nyumbang kripik. Mbak Yety bagian catering tapi bukan gratis, hanya potongan harga discount. Sementara Mbak Ranti bersedia mengatur dekorasi dengan keindahan bunga-bunga yang ada di tokonya.
Kang Inin menyebarkan undangan dengan semangat 45. Serasa menemukan sahabat lama ketika dia melihat Abi. Rasa kehilangan ketikan Firman meninggal kini terobati dengan kehadiran Abi yang bersahaja. Sikapnya yang ramah tak ubahnya Firman yang begitu mudah akrab dengan seluruh warga. Kang Inin menemukan teman untuk berbagi di pos ronda.
***
Tibalah hari mendebarkan itu ketika Ijab Qabul secara resmi akan dilaksanakan di kediaman Pak Windu. Warga dan perangkat desa telah hadir dengan wajah sumringah. Tawa dan canda terdengar di mana-mana. Pembicaraan juga masih seputar Abi yang wajahnya mirip dengan Firman. Mas Hans makin kagumm pada mbak Ranti ketika melihat dekorasi halaman dan rumah Pak Windu sangat menarik berkat keahlian Ranti mendekorasi.
“Indahnya..” puji mas Hans membuat Ranti kegirangan mendengarnya.
Panitia telah bersiap di posisi masing-masing. Ini adalah pesta warga, tak ada tamu karena semua ikut andil mempersiapkan. Pak Windu bersyukur berada di Desa Rangkat. Serasa memiliki keluarga besar yang sangat kompak. Beberapa kali di mengusap air matanya karena terharu.