Mohon tunggu...
Asih Rusmilaeni
Asih Rusmilaeni Mohon Tunggu... Guru - Puisi itu sebuah keindahan

Berpuisi mengungkap hal tak terungkap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepucuk Surat dari Masa Lalu

24 Agustus 2020   20:19 Diperbarui: 24 Agustus 2020   20:29 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembar demi lembar menyeruak sebuah kisah.

Dan tangis tertahan dalam untaian cerita yang tak pernah terungkap.

mendekap malam disebuah puncak pegunungan untuk sekedar berbagi kisah.

Ketakutan pada sebuah teriakan dan amarah

kekecewaan tentang sebuah perjodohan yang tak tepat waktu.

Dan perguncingan di sebuah peradaban tentang harta yang berarak.

Tertunduk si gadis di kala itu

mencoba menggoreskan sepucuk surat dibalik diary tuannya

Jiwa yang terus berontak memaksanya berkelana di setiap malam pada sebuah mimpi-mimpi yang rapuhkan kodratnya.

Dan diapun terjatuh disebuah cerita yang tak seharusnya

Ribuan hari tak mampu jua sembuhkan pekat lukanya

Meski siang tlah berganti malam

dan hari t'lah berganti tahun

Sleman, 24 Agustus 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun