Aku tak ingin terdiam disini
Sebenarnya…
Bila ku tahu pelangi disana tak pernah sudi tuk dijamah
Tapi ku berat tuk gantungkan jemarimu di langit hatiku lagi
Terserah bila kau bilang aku t’lah membencimu
Tapi hanya hatiku yang tahu,
Betapa kasih ini tak tergantikan oleh beningnya embun dipagi manapun.
Kuingin larutkan langkahku dalam bayang-bayang manusia lain
Tapi kau peluk ragaku dalam baluran mimpi
Kecup indahnya kenangan yang membuatnya makin subur walau telah terjatuh
Ke jurang nurani
Dan kau tahu, tatapmu t’lah jadi hujan bagi jiwaku
Walau abadi hanya ada di tangan Tuhan,
kau paksa aku untuk menghirup udara langit biru.
Lengkung purnama akhirnya menggamit cahayaku
Tinggalkan kau dalam gelap yang kutahu takkan lama.
Biarlah...
Setidaknya kupernah merasakan lembut auramu
Bahkan kutidur bersama awan imaji kita
Saat kau katakan ”Hujan adalah nyawa kita”
Mungkin aku tak lagi menari dalam lorong hatimu.
18-3-2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H