Aku tersentak dalam tidurku. Waktu itu jam dinding menunjukkan pukul 12 malam. Keringat mengucur di sekujur tubuhku. Aku mengingat kembali barusan mimpi yang tak biasa. Yaitu mimpi tentang bapak.
Setelah agak tenang, aku berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. Suasana sunyi, hampir tak ada suara di tengah malam itu. Padahal beberapa jam yang lalu di depan rumah ramai sekali, lalu lalang kendaraan roda empat yang ingin mengantar penumpang ke tempat wisata, karena bertepatan dengan liburan panjang.
"Bapak..." Aku merenung dengan apa yang kyalami dalam mimpiku itu. Bapak melambaikan tangan dan tersenyum ke arahku. Dari tatapan wajahnya, beliau ingin mengungkapkan sesuatu. Aku yang berjalan tertegun sesaat, dan memandangnya. Belum sempat mulut ini mengeluarkan kata-kata, bapak pergi begitu saja, hingga aku terbangun dari mimpi.
Setelah kejadian itu, aku gak bisa tidur. Aku duduk di pinggir dipan sambil mengeluarkan sebatang rokok. "Yeah... Besok aku akan mengunjungi bapak dengan membawa sekeranjang bunga mawar dan melati," kataku dalam hati.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H