"Bu ini pesanan daun jatinya. Kalau kurang  saya bisa carikan lagi, " kata emak dengan tenang. Wajahnya menunduk isyarat tanda hormat.
" Gak, bu Karim, ini sudah cukup kok. Dan ini sedikit uang untuk kalian. O iya besok kalau bisa bantu saya ya, bu, untuk memasak di dapur, " kata bu Mirah sambil menatap emak.
"Oh terima kasih. Besok pasti saya datang, bu. Kalau begitu kami permisi dulu. " Emak segera menerima uang berwarna biru dua lembar dan dimasukkan ke lipatan stagen (kain panjang yang melilit perut). Bu Mirah mengangguk dan menunggu kepergian Sumi dan emaknya.
"Kasihan bu Karim, berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pak Karim memang laki-laki tak berguna," gerutunya sambil menutup pintu kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H