Dalam suatu kesempatan bersamasaya dan anak saya berdiskusi tentangkuliah dan seberapa jauh pengetahuannya tentang hal itu. Saya bertanya pada anak sayamengenai cita-citanya dan kemana dia akan melanjutkan sekolah setelah lulus SMP tahun ini. Saya minta dia mulai memikirkan cita-citanya dan kami sebagai orangtua akan berusaha mewujudkan cita-citanya tersebut. Sebenarnya saya berharap dia masuk sekolah kejuruan lalu melanjutkan kuliah beberapa tahun agar lebih mudah mencari pekerjaan, tetapi saya ingin tahu pendapatnya lebih dulu karena saya tidak ingin memaksakan kehendak pada anak saya. Ternyata anak saya malah balik bertanya:
“ Bu, kalau saya minta kuliah apa Ibu sanggup membiayai sampai selesai? Karena kuliah kan butuh biaya banyak dan saya tidak mau berhenti ditengah jalan?”
“Ya sebagai orangtua Ibu akan berusaha, Le ( panggilan untuk anak laki-laki), asal kamu benar-benar sekolah dan kuliahmu juga,”jawab saya.
“Bu, coba ibu lihat sekarang yang jadi sarjana saja banyak yang menganggur, bahkan adayang terpaksa bekerja jadi kuli, karenapekerjaan yang ada tidak sesuai dengan bidang yang diambilnya. Mengapa saya harus memutuskannya sekarang? “
“Biar ibu tahu apa yang kamu minati,dan berusaha membantukamu untuk meraih cita-cita kamu”.
“ Bu, lebih baik saya lihat dulu besok itu kalau saya lulus SMA atau SMK, melihat peluang yang dibutuhkan itu bidang pekerjaan apa . Jika saya hanya bekerja mengikuti cita-cita takutnya lowongan pekerjaan untuk itu sudah tidak ada. Kalau memangpekerjaan yang ada tidak membutuhkan kuliah tinggi-tinggi kenapa saya harus kuliah Bu? Sayang kan hanya buang-buang uang dan waktu saja”, anak saya memberi penjelasan .
Sebenarnya masuk akal juga penjelasan anak saya, dia justeru lebih melihat realita yang ada di sekitarnya. Saya lupa bahwa dia sudah 14 tahun lebih dan bisa berpikir lebih dewasa daripada saya yang kadang-kadang rasa egoisnya lebih berbicara. Banyak yang sudah jadi sarjana tetapi tidak bisa bekerja sesuai bidang yang diambilnya, karena peluang yang tidak ada atau kemampuan bersaing yang kurang. Wajar saja bila sekarang semakin banyak pengangguran di mana-mana. Jika demikian akan lebih baik sebelum memutuskan kuliah lihat dulu peluangnya, baru tentukan ambil jurusannya.Jangan sampai waktudan biaya yang telah dikeluarkan bertahun-tahun di bangku kuliah terbuang sia-sia. Karena waktu yang telah terlewat tidak akan bisa ditarik kembali. Meski demikian saya tetap berharap anak sayapunya kemauan dan kesempatan untuk kuliah agar kualitas SDM nya lebih baik untuk kehidupannya di masa depan.
Semoga bermanfaat, J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H