Apa itu tradisi?
Tradisi atau yang dikenal dengan kebiasaan merupakan sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang/konsisten dengan cara yang sama. Tradisi atau kebiasaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu kebiasaan baik dan kebiasaan buruk.Â
Di Provinsi Kalimantan Barat, tepatnya di Kampung Riak Bandung, ada satu tradisi baik yang masih dilakukan oleh beberapa warganya yakni tradisi saling berbagi makanan setiap selesai memasak antar tetangga. Uniknya, di kampung ini, tetangga juga merupakan keluarga bahkan hampir dalam satu kampung tersebut merupakan keluarga seluruhnya.
Konon, menurut tetua di Kampung ini yakni Bapak Sahmin, tradisi berbagi makanan tersebut telah lama dijalankan. "Seingat Datok, belum lama kampung ini dibuka tradisi itu udah mulai dilakukan. Namun tanggal pastinye, datok tadak ingat. Karne dulok tu orang masih kesulitan nyari barang selengkap sekarang.Â
Tapi Alhamdulillah, beberape masyarakat sini maseh mempertahankan tradisi ini," tutur lelaki paruh baya yang berusia 77 tahun dan merupakan kakek dari penulis. Hal ini juga diambil dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang dikenal dengan nama Barter (sistem tukar-menukar).
Dan juga, tradisi ini diambil oleh orang-orang terdahulu guna mengadaptasi dari hadits yang berisi memuliakan tetangga. Selain itu, dengan adanya tradisi ini membuat hubungan antar tetangga makin erat keakrabannya, silaturahmi jalan terus. Bunyi hadits tersebut yaitu:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tetangganya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi Saw bersabda: "Wahai Abu Dzar! Apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya (kuahnya) dan berilah tetanggamu." (HR. Muslim)
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Artinya: "Sahabat yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap sahabatnya. Tetangga yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap tetangganya." (HR At Tirmidzi 1944, Abu Daud 9/156, dinilai sahih oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 103)
Namun tradisi berbagi makanan antar tetangga seusai memasak tersebut, tidak dilakukan setiap harinya. Seringnya, jika sebuah rumah dianugerahi rezeki yang lebih dan dapat membeli lauk-pauk yang terkesan "mewah" bagi orang kampung, maka ia akan berbagi makanan dengan tetangganya. Tetapi hal ini hampir rutin dilakukan.Â
Tak jarang pula mereka saling melengkapi. Jika mereka punya sayur yang melimpah, sedangkan tetangganya hanya memiliki lauk-pauk, maka mereka akan berbagi.
Uniknya, tradisi baik ini masih dipertahankan oleh para pasangan muda atau remaja-remaja di kampung Riak Bandung. Ketika ditanya mengapa mereka masih mempertahankan tradisi seperti itu pada zaman yang telah berkembang jauh seperti sekarang? Jawaban mereka adalah tradisi baik seperti ini harus tetap hidup karena terdapat banyak dampak positifnya.Â
Lagi pula sulit menemukan tradisi semacam ini pada zaman serba "gadget" seperti sekarang. Dan juga sering berbagi apalagi kepada tetangga, merupakan perbuatan yang banyak mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, menjadi orang pelit itu merugikan dan membuat orang-orang menjauhi kita.Â
Menurut pandangan penulis, tradisi baik seperti ini memiliki banyak manfaat. Diantaranya:
1. Menjaga/mempertahankan tradisi baik yang telah dilakukan dari lama
2. Menimbulkan keakraban antar tetangga
3. Memperat hubungan baik antar tetangga
4. Menimbulkan kasih sayang
5. Terhindar dari rasa iri dengki
6. Terhindar dari permusuhan antar tetangga
7. Menolong tetangga dengan pemberian kita
8. Mengamalkan hadits dari Nabi
9. Menciptakan rasa persatuan antar tetangga
10. Terciptanya lingkungan yang nyaman dan aman
11. Amal kebaikan yang dipuji Rasulullah
Sebagai generasi muda yang akan menjadi penerus dalam menggerakan peradaban, tradisi baik seperti ini tentu akan terus dijaga dan dilestarikan. Karena pada zaman ini, tradisi-tradisi seperti ini mulai ditinggalkan. Manusia, khususnya kaum milenial sekarang tak acuh pada kondisi orang lain bahkan kepada tetangganya.Â
Dengan adanya tradisi "Pegang Handphone tiap menit" yang ada saat ini, menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Seimbangnya, baik jauh atau dekatnya jarak, komunikasi antar sesama harus tetap dekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H