Mohon tunggu...
asiatul umroh
asiatul umroh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa UIN Malang

bismillahirohmanirohim

Selanjutnya

Tutup

Financial

Wacana Uang Tunggal ASEAN "Apakah Bisa Terealisasikan?"

8 Maret 2024   11:36 Diperbarui: 8 Maret 2024   15:28 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) memperkenalkan wacana tentang kemungkinan adopsi uang tunggal di kawasan tersebut, mirip dengan euro di Uni Eropa. Konsep ini, telah lama diperdebatkan, kembali menjadi sorotan karena keinginan untuk memperdalam integrasi ekonomi di antara negara-negara ASEAN. Namun, apakah uang tunggal ASEAN akan menjadi mimpi atau kenyataan?

Berkaca dari Uni Eropa yang berhasil mewujudkan mata uang EURO yang dilatarbelakangi oleh tidak ada mata uang Eropa yang beredar sejak jatuhnya Kekaisaran Roma, munculnya Euro pada 1 Januari 1999 menjadi peristiwa penting. Kaisar Roma Gaius Diocletianus, A.D mereformasi mata uang dan membentuk mata uang tunggal di seluruh kerajaan tersebut. Munculnya Euro juga menjadi pertanda awal bahwa negara-negara berdaulat bersedia menyerahkan independensi moneternya secara suka rela untuk mempercepat integrasi ekonomi. Selain itu, keberhasilan euro dapat memberikan dorongan kuat bagi persatuan politik Eropa.

Pengalaman Uni Eropa yang berhasil mewujudkan mata uang EURO bisa menjadi pengalaman yang bisa dipelajari dan diadopsi  bagi para pengambil kebijakan ekonomi dan keuangan di negara-negara ASEAN. Pembentukan mata uang tunggal ASEAN memang sangat kompleks karena melibatkan banyak negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang berbeda-beda. Kondisi ini kontras dengan negara-negara EU yang dari segi perkembangan indikator ekonominya yang relatif sama, mulai dari inflasi, defisit fiskal, rasio utang, tingkat bunga, dan pengangguran.

Sedangkan ASEAN yang terdiri dari sebelas negara anggota dengan keragaman ekonomi, sosial budaya, bahasa, dan sistem politik yang besar belum lagi adanya perbedaan kebijakan, pendidikan, dan lain-lain. Sehingga untuk mengadopsi uang tunggal terbukti sulit. Meskipun terjadi kemajuan dalam integrasi ekonomi, terutama melalui pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015, masih belum memungkinkan terciptanya uang tunggal diwilayah ASEAN.

Faktor lain mengapa ASEAN belum bisa mewujudkan uang tunggal adalah :

  • Ketidaksetaraan Ekonomi , negara-negara di ASEAN memiliki tingkat ekonomi yang sangat beragam, mulai dari negara maju seperti Singapura hingga negara berkembang seperti Laos dan Myanmar. Ketidaksetaraan ini membuat sulit untuk mencapai keseragaman kebijakan moneter yang diperlukan untuk uang tunggal.
  • Stabilitas Politik yang Berbeda, ASEAN juga terdiri dari negara-negara dengan stabilitas politik yang beragam. Beberapa negara mengalami konflik internal atau ketegangan politik yang dapat mempengaruhi stabilitas mata uang tunggal.
  • Kemandirian Kebijakan Moneter, setiap negara anggota ASEAN memiliki kebijakan moneter yang independen. Mereka dapat menyesuaikan kebijakan moneter mereka sesuai dengan kebutuhan ekonomi domestik, yang sulit dilakukan jika menggunakan mata uang tunggal

Meskipun konsep uang tunggal ASEAN menarik, ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Pertama, divergensi ekonomi dan stabilitas politik yang berbeda antara negara-negara anggota dapat menyulitkan pengelolaan kebijakan moneter bersama. Kedua, masih ada ketidakpastian politik dan keamanan di beberapa negara, yang dapat mempengaruhi kestabilan mata uang tunggal. Dan ketika mata uang tunggal itu akan direalisasikan banyak hal yang perlu dipertimbangkan karena juga akan berpengaruh tarhadap masalah-masalah berikut:

  • Ketidaksetaraan Ekonomi, negara-negara ASEAN memiliki tingkat ekonomi yang sangat beragam. Penerapan uang tunggal mungkin menguntungkan negara-negara maju tetapi merugikan negara-negara berkembang yang tidak siap secara ekonomi.
  • Kehilangan Kedaulatan Moneter, menggunakan uang tunggal berarti kehilangan kendali atas kebijakan moneter nasional, yang dapat menjadi masalah jika kebijakan yang cocok untuk satu negara tidak cocok untuk yang lain.

Namun, jika berhasil diimplementasikan, uang tunggal ASEAN dapat memberikan sejumlah keuntungan diantaranya :

  • Meningkatkan perdagangan dan investasi di kawasan, mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi karena Penggunaan satu mata uang dapat mengurangi biaya transaksi dan memudahkan aktivitas ekonomi lintas batas.
  • Meningkatkan integrasi ekonomi dan politik, memberikan keuntungan jangka panjang bagi pertumbuhan dan stabilitas kawasan.

Adanya keuntungan dan kerugian dalam mewujudkan uang tunggal ASEAN, sehingga perlu pembahasan yang panjang dan perlunya identifikasi peluang dan ancaman dan perlu pertimbangan yang matang karena mencangkup banyak negara yang terlibat.

Editor : Asiatul Umroh

Referensi :

- Cheol s.Eun, Bruce G. Resnick, Sanjiv Sabherwal. International Fiance. Jakarta: Salemba Empat, 2013

- Nurul Cholifah, Diah Wahyuningsih. Pembentukan Mata Uang Tunggal Kawasan ASEAN .  e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 2020, Volume VII (2) 

- Akhyari Hananto.  Mata Uang Tunggal ASEAN: Keuntungan atau Kerugian bagi Indonesia?. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/04/10/mata-uang-tunggal-asean-keuntungan-atau-kerugian-bagi-indonesia, 08/03/24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun