Mohon tunggu...
Aisana Rantika
Aisana Rantika Mohon Tunggu... -

mengharapkan perubahan karena meyakini bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang tidak berubah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bosan Baca Kompasiana

7 Agustus 2012   04:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:09 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin mulai hari ini sampai berakhir Pemilukada di DKI saya tak akan melihat Kompasiana. Stop dulu. Terus terang muak melihat ulah para pendukung para calon yang saling menjelekkan bahkan memfitnah satu sama lain. Apalagi setiap menit ada saja tulisan yang mengupas masalah Rhoma - Foke atau Jokowi. Bertarung tidak sportif. Seperti tidak ada sisi baik lagi dari setiap orang yang bertarung. Padahal mereka faham bahwa manusia tidak ada yang sempurna, baik dan buruk pasti ada.

Lihatlah Rhoma, betapa dia seperti sudah teraniaya. Semua melupakan bahwa dia pernah mengangkat harkat dan martabat bangsa dengan torehan prestasi dang dutnya. Betapa karya-karyanya menjadi karya yang kolosal dari anak bangsa. Sedangkan kita yang di kompasiana? Apa yang sudah kita berikan?

Lihatlah Foke, hanya bisa diam dan mencoba berbenah menjadi orang baik. Semua melupakan bahwa usaha-usaha beliau dalam memperbaiki Jakarta sudah mendekati kata berhasil. Bagaimana beliau membangun jalur-jalur Bus Way, bagaimana beliau merubah kali menjadi anak sungai. Menumbuhkan perekonomian hingga di atas rata-rata nasional yang sangat sulit disaingi oleh belahan provinsi manapun di Indonesia. Bagaimana beliau menunjukkan integritasnya sebagai seorang pimpinan. Semua terlupakan, hanya untuk menyuarakan bisikan-bisikan yang tak pasti.

Lihatlah Jokowi, keberfihakannya dengan mobil SMK dihujat. Kedekatannya dengan rakyat dikatakan cari sensasi hanya untuk mengejar popularitas. Kebersahajaannya dianggap cari muka. Malah orang tuanya yang tak memahami sepak terjang anaknyapun ikut terfitnah.

Semua menjadi serba salah, prestasi segelintir salah, prestasi banyak juga salah. Lalu timbul pertanyaan lagi.

Andai Foke terpilih. Apakah beliau akan konsisten dengan program yang sudah dia mulai dari periode pertamanya? Apakah konsisten dengan perubahan perilaku yang dia tunjukkan semasa kampanye. Saya berharap demikian.

Andai Jokowi terpilih. Apakah beliau mampu mengubah Jakarta menjadi Kota yang rapi, tertata dan tidak ada banjir serta macet dalam waktu lima tahun seperti yang dulu telah didengung-dengungkan oleh setiap calon gubernur dan walikota? Apakah dalam lima tahun ke depan akan datang lagi hujatan-hujatan kepada beliau seperti hujatan-hujatan yang sekarang ditujukan pada Foke? Tentu saya berharap tidak.

Pada awal saya suka baca politik di Kompasiana, saya suda menulis tentang senangnya saya dengan suksesnya Jokowi dan PDIP. Juga senang saya dengan prilaku yang elegant dari setiap calon dan pendukung masing-masing yang tidak bertindak anarkis tapi tetap kritis. Tapi akhir-akhir ini aku betul-betul muak dengan ulah para pendukung, sekali lagi ulah para pendukung, bukan calonnya. Sehingga aku memutuskan untuk pilih "Golput" saja. Rasanya itu adalah pilihan yang terbaik. Apalagi tulisanku sebelum ini menjadi lapak peperangan dua kubu. Memangnya penulis di Kompasiana dibayar? Kalau nggak dibayar ngapain sampai gontok-gontokkan. Kita jadi punya musuh. Yang kita dukung belum tentu mendukung kita kalau kita terseret kasus hukum, iya kan?

Jadi pesan saya, baik-baiklah dalam menulis dan menyampaikan ide. Sehingga para pemilih jadi ikut berfihak dengan pilihan kita. Tapi kalau nulisnya kasar, bah....susah mengikutinya. Demikian, sampai jumpa setelah Pilkada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun