Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Mencegah Osteoporosis

10 Oktober 2018   11:33 Diperbarui: 21 Oktober 2018   13:46 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika seseorang merasakan sakit saat menyapu, mengangkat tong sampah, membungkuk, sakit ketika duduk di mobil yang sedang melaju, atau bahkan ketika batuk. Bisa jadi itu adalah gejala osteoporosis.

Osteoporosis berarti tulang mengalami kerapuhan dan Anda berisiko besar mengalami patah tulang. Parahnya, penyakit ini kerap tidak diketahui dengan gejala yang jelas. Jadi seseorang tidak tahu bahwa tulangnya melemah sampai orang itu mematahkan tulangnya sendiri.

Dengan osteoporosis, seseorang menjadi tidak berdaya secara fisik, tidak mandiri, dan sering kesakitan. Mereka menjadi sukar melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan. Ya, patah tulang akibat osteoporosis bakal mengubah kehidupan seseorang.

Penderita osteoporosis paling banyak adalah wanita menopause, 1 dari 3 wanita di atas umur 50 tahun memiliki risiko 40 persen untuk patah tulang.

Apakah osteoporosis milik orang-orang lanjut usia? Bisa jadi. Namun belakangan fakta membuktikan bahwa penyakit ini tidak mengenal usia maupun jender. Orang yang berusia di bawah 20 tahun juga bisa terkena osteoporosis.

Badan Kesehatan Dunia WHO menetapkan tanggal 20 Oktober sebagai Hari Osteoporosis Sedunia. Data WHO tahun 2010 menunjukkan terdapat sekitar 200 juta penderita osteoporosis di seluruh dunia.

Di Indonesia, prevalensi osteoporosis mencapai 42,75 persen berdasar data Risiko Osteoporosis tahun 2006. Itu berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko terkena osteoporosis. Ratio itu lebih tinggi dari ratio WHO yaitu 1 dari 3 penduduk dunia.

Di Amerika Serikat terjadi 1,5 juta kasus patah tulang (fraktur) setiap tahun karena osteoporosis. Di Australia terdapat 2 juta penderita osteoporosis, 70 persen di antaranya wanita.

Jumlah tersebut akan semakin bertambah, baik di Indonesia maupun dunia. Karena gaya hidup sedenter, yaitu gaya hidup serba duduk dan diet yang minim asupan kalsium. Kondisi ini diperparah karena kebiasaan orang-orang yang bekerja di ruangan tertutup dengan menggunakan AC sehingga kurang terpapar sinar matahari yang membentuk vitamin D.

Suka atau tidak suka, tulang manusia akan keropos dan WHO telah menyatakan osteoporosis sebagai ancaman nyata bagi kesehatan dunia.

Ketahuilah saat umur muda pembentukan tulang lebih besar dari pembuangan tulang. Puncak pembentukan tulang terjadi pada umur 30-an. Pada wanita setelah menopause, kadar estrogennya mengalami penurunan dan wanita juga kehilangan kalsium secara drastis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun