Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Bola

Belasungkawa Nasional, Liga 1 Diberhentikan Dua Pekan

26 September 2018   00:01 Diperbarui: 27 September 2018   18:57 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haringga Sirila (23)/tribunnews.com

Kemenangan 3-2 Persib Bandung atas Persija pada laga yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Minggu (23/9/2018) ternoda dengan insiden tewasnya Haringga Sirila yang berusia 23 tahun.

Insiden pengeroyokan di Stadion GBLA oleh oknum bobotoh Persib itu belum tentu berakhir di sini, kendati kepolisian Polrestabes Bandung sudah menangani dan menetapkan delapan orang oknum pendukung Persib sebagai tersangka. Insiden yang berujung tewasnya the Jakmania Haringga, terjadi di gerbang biru GBLA sebelum dimulainya laga.

Masalahnya, apakah insiden pilu itu bisa menjadi titik tolak untuk membuat kondisi persepakbolaan nasional yang lebih baik, atau sebaliknya?

Suporter dan penonton berperan penting dalam pertandingan bola kaki. Tanpa adanya mereka, pertandingan bakalan hambar. Cuma ada 22 orang di lapangan yang luas, 20 di antaranya berlari ke sana sini mengejar si kulit bundar di dalam lapangan berbentuk segi panjang. Satu mainan mereka yang masa kecilnya tidak bahagia.

Apa latar belakang ke 8 tersangka tersebut berbuat ganas? Jawaban yang pasti, nanti bakal dikemukakan jika pihak kepolisian tuntas memeriksa para tersangka.

Menurut para ahli, sikap brutal biasanya berasal dari sikap fanatisme yang berlebihan. Fanatisme yang berlebihan bagi klubnya. Apapun, klubnya tidak boleh diganggu, tidak boleh dikalahkan, dan tidak ada seorang pun dengan identitas yang tidak sama boleh melintas di wilayahnya. Seperti seekor singa yang melindungi anaknya.

Perilaku ganas, bisa juga berasal dari latar belakang para pendukung. Mungkin oleh karena didasarkan kepada kehidupan sehari-hari yang gelap, maka mereka menemukan jalan keluar saat menonton pertandingan bola kaki. Bebas bertingkah dan berteriak.

"Kelompok" terbentuk dari latar belakang dan sama-sama mendukung tim yang sama serta memiliki prinsip, pandangan, dan nilai-nilai yang idem dito. Secara sadar atau tidak mereka lalu bersama-sama melakukan sesuatu.

Nasi telah menjadi bubur, apa pun alasannya. 

Persoalannya kini bagaimana pertandingan dua tim bertetangga ini menjadi aktivitas yang menghibur. Jika ada istilah dewasa dalam politik, maka wajar juga bila ada istilah dewasa dalam menonton dan menyikapi hasil laga sepakbola. Jangan sampai gara-gara fanatisme yang berlebihan menjadi biang petaka.

Dalam kaitan itu, pihak manajemen klub sepakbola mau tidak mau mesti menyesuaikan kondisi para pendukungnya supaya satu arah dengan visi dan misi klub. Karena nama klub menjadi ternoda serta bakal terkena sanksi. Penyesuaian kondisi tersebut adalah konsekuensi dari hadirnya manajemen industri sepakbola.

Tewasnya Haringga Sirila, menyebabkan keprihatinan banyak pihak, termasuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Anies Baswedan tidak menginginkan peristiwa serupa terjadi lagi. Apa sebenarnya penyebab kejadian yang brutal seperti itu. "Nanti kita harus tanya kepada ahli yang tahu soal ini" katanya.

Ridwan Kamil menyatakan turut berdukacita atas kematian Haringga Sirila. Dia sangat menyesalkan tindakan beringas oknum suporter Persib yang mana tindakan itu sangat mencoreng kemenangan yang diperoleh dengan susah payah. Dia berharap insiden ini dapat menjadi pembelajaran untuk tidak melakukan fanatisme yang berlebihan. "Bagi saya lebih baik tidak ada Liga bola kalau harus mengorbankan nyawa manusia. Hapunten" katanya.

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi yang dinilai lamban dalam menangani kasus ini juga menyesalkan peristiwa tersebut. "Orang berantem, jangan berantem lagi lah" katanya. Namun ia belum menentukan sanksi apa yang akan diberikan kepada Persib.

Bahkan Presiden Jokowi sudah menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Haringga, dan meminta Menpora, PSSI dan suporter segera menindaklanjuti kasus itu. Aksi kekerasan antar suporter jangan terulang lagi. "Harus dihentikan.  Jangan sampai fanatisme yang berlebihan menimbulkan korban bahkan hingga menewaskan korban. Karena olahraga itu menjunjung tinggi sportifitas" katanya, Selasa (28/9/2018).

Ketua Viking Persib Club (VPC) Heru Joko meminta semua Bobotoh tidak mengulangi kembali tindakan pengeroyokan. Dia mau Bobotoh tertib. Heru telah bertemu dengan perwakilan the Jakmania di Polrestabes sebagai upaya membuat hubungan Bobotoh dan the Jakmania menjadi harmonis.

Insiden ini bahkan terdengar sampai ke mancanegara. Beberapa media asing memberitakan peristiwa mengerikan itu. Sebuah berita yang tentu menodai wajah.

Harian Thailand, Bangkok Post, menulis judul yang  keras "Penggemar Sepakbola Indonesia Dipukuli Sampai Mati Oleh Pendukung Lawan" tulis harian itu.

Bernama, Kantor Berita Malaysia, mempublikasikan artikel berjudul "Sepakbola Indonesia dirusak oleh kematian penggemar dalam kericuhan".

Media India, NDTV, ikut pula memberitakan kejadian mengenaskan ini.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Selasa (28/9/2018) mengumumkan bahwa Liga 1 diberhentikan selama 2 pekan. Hal ini demi menghormati dan sebagai belasungkawa nasional atas tindak kekerasan yang memakan korban Haringga. Juga sebagai penghormatan kepada keluarga yang berduka. Dia meminta PSSI jangan hanya menjatuhkan sanksi kepada klub, tetapi juga langkah-langkah dan sanksi yang dapat memberikan efek jera.

Apakah ada langkah-langkah lain yang lebih baik ketimbang menghentikan Liga, dimana dengan tidak adanya Liga berjalan akan menimbulkan sejumlah kerugian kepada semua pihak yang terlibat. Bagaimana menurut Anda?

Keprihatinan dari Ridwan Kamil, Anies Baswedan, serta dari semua masyarakat di manapun serta merta janganlah asal sekedar keprihatinan, namun harus ada tindakan nyata menuju kedewasaan sepakbola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun