Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kisah Susi Susanti Diangkat ke Layar Lebar

21 September 2018   01:23 Diperbarui: 21 September 2018   01:41 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak kenal Susi Susanti? 

Segudang prestasi telah ia raih dari berbagai event internasional turnamen bulutangkis. Sumbangsih yang diberikan Susi Susanti dengan mengharumkan nama Indonesia menjadikan dirinya mengukir legenda bulutangkis dunia, khususnya di Indonesia. Baik dari nomor perorangan maupun nomor beregu.

Susi yang mempunyai nama lengkap Lucia Fransisca Susanti ini dikenal sebagai pemain bulutangkis putri yang dikenang mempunyai sikap tenang waktu bertanding. Pebulutangkis kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Pebruari 1971 itu mampu mengendalikan emosinya kala berlaga kendati sudah tertinggal jauh dari lawannya. Tidak ada kata menyerah dalam kamusnya.

Pasti, sikap mental dan sikap Susi ini tidak lepas dari kualitas teknis permainannya. Suami dari sesama pebulutangkis Alan Budikusuma ini mempunyai kelebihan yang sempurna baik dari sisi kecepatan, fisik yang kuat, dan dari sisi pukulan yang komplit, yang semua itu ia bangun semenjak kecil. Susi memang menyukai olahraga tepak bulu ini semenjak Sekolah Dasar (SD).

Banyak prestasi Susi yang terus dikenang dan tidak terlupakan bagi dunia dan masyarakat Indonesia, di antaranya sewaktu ia menjadi yang pertama, juara tunggal putri cabor bulutangkis di Olimpiade Barcelona tahun 1992 dengan mengantongi medali emas. Momen yang sangat mengharukan buat Susi dan seluruh rakyat Indonesia. Susi pun naik podium sembari merah putih berkibar di tempat tertinggi sembari lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang diiringi pula tangis air mata dari Susi.

Pada momen yang sama, Alan Budikusuma pun berhasil meraih emas bulutangkis nomor tunggal putra Olimpiade Barcelona, saat itu Susi dan Alan berstatus pacar. Sesudah itu media asing menjuluki mereka dengan "Pengantin Olimpiade", dimana pada akhirnya julukan itu menjadi nyata pada 9 Pebruari 1997.

Kini, di tahun 2018 legenda Susi Susanti dan suaminya Alan Budikusuma direncanakan dan sudah mulai akan diangkat ke bentuk layar lebar. 

Film kisah Susi Susanti itu diberi judul "Susy Susanti-Love All". Film ini dikerjakan oleh DAMN! I Love Indonesia Movies, East West Synergy, dan Oreima Films yang menurut rencana bakal tayang di 2019.

Peranan Susi dimainkan oleh Laura Basuki dan Alan Budikusuma oleh Dion Wiyoko. Shooting film ini sudah dimulai sejak bulan Agustus 2018.

Pada saat shooting di kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan Jakarta, Susi sempat bertemu dengan Laura Basuki.

"Laura dan Dion sudah beberapa kali ketemu saya, mirip sekali. Tapi Laura lebih cantik dari saya" kelakar Susi.

Susi berharap film itu dapat menjadi sebuah inspirasi tentang bagaimana upaya meraih keberhasilan itu merupakan proses perjuangan walau dalam situasi sedih atau bahagia.

Laura Basuki pun tersenyum mendapat pujian dari Susi. Laura mengaku memang ia sudah lama mendengar akan adanya film itu.

"Sudah lama mendengar tentang akan adanya film tentang Susi Susanti. Deg-degan, karena bagi saya tidak mudah memerankan legenda bulutangkis" kata Laura.

Selain Laura dan Dion, film tersebut juga dimainkan oleh Chew Kinwah, Farhan, Lukman Sardi, dan Delon. Dengan Daniel Mananta sebagai eksekutif produser.

Untuk memerankan Susi, Laura Basuki pun melatih fisik dan keterampilan bermain badminton layaknya seorang atlet.

"Sekitar empat bulan latihan fisik dan bulutangkis khusus buat film ini" kata Laura di Jakarta (19/9/2018).

Belajar badminton dari nol. Selama latihan diawasi benar-benar oleh pelatih, ada juga tim fisioterapi. 

Selain dilatih langsung oleh Susi Susanti, ia pun mempelajari detail-detail Susi lewat koreografi dan video footage.

"Itulah yang setiap hari saya lakukan. Untung tidak cedera" kata Laura.

"Suatu kebanggaan bisa memerankan legenda bulutangkis. Ini peran pertama saya menjadi seorang atlet" ujar perempuan kelahiran Berlin itu.

Semoga ya, dengan hadirnya kisah legenda bulutangkis Susi Susanti di layar lebar ini bisa lebih memberi inspirasi kepada adik-adik Susi Susanti untuk berjuang, berkorban seperti dirinya atau bahkan lebih bersemangat lagi demi kebanggaan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun