Lalu Muhammad Zohri dkk bakal memanfaatkan waktu luang yang tersedia guna mereka melaksanakan ibadah umroh. Hal tersebut dikarenakan pelatnas atletik, usai perhelatan Asian Games 2018 bakal dilaksanakan pada November.
Di pesta olahraga terbesar Asia tersebut, Indonesia mengantongi dua medali perak dan satu medali perunggu. Kedua medali perak datang dari nomor lari 4x100 meter estafet putra, lari gawang 100 meter, serta medali perunggu dari lompat jauh putra.
Tak cuma atlet yang akan umroh, tapi para pelatih serta pengurus PASI yang berkontribusi peraihan medali di Asian Games 2018 ini ikut serta ke rombongan yang keseluruhan berjumlah sekitar 20 orang. Atas keberhasilan mereka di Asian Games banyak apresiasi sejumlah pihak berupa bonus dari Kemenpora, dan PB PASI. Mereka melakukan kerja sama dengan perusahaan travel untuk menunaikan umroh. Rombongan tersebut akan berangkat pada 20 September dan kembali pada 30 September.
Ketua Umum PB PASI, Bob Hasan di mess atletik, Permata Hijau, Jakarta, Kamis (13/9) mengatakan semua yang berkontribusi dengan prestasi di Asian Games selain mendapat bonus uang juga bonus  beribadah, baik untuk ibadah yang Muslim, juga untuk ibadah yang non-muslim. Bagi yang non-muslim, mereka mendapatkan bonus ibadah berupa wisata rohani ke Perancis atau Vatikan.
Usai itu, gemblengan bagi atlet-atlet atletik dilakukan, terutama guna persiapan menuju SEA Games 2019 Filipina dan Olimpiade Tokyo 2019.
Dalam waktu dua tahun jelang Olimpiade tersebut, Bob Hasan mengatakan, timnya bakal memilih dan memilah kejuaraan-kejuaraan yang bakal dipartisipasi atlet Indonesia. Sepanjang kurun waktu antara Mei hingga September 2019 tercatat ada 14 kejuaraan yang terdaftar di IAAF (International of Athletics Federation).
Sementara, Sekjen PASI Tigor Tanjung, mengatakan dari 14 turnamen itu, atlet-atlet Indonesia setidaknya bakal mengikuti lima turnamen. Pengumpulan poin dari kejuaraan tersebut sangat penting supaya bisa lolos ke Olimpiade.
"Setiap kompetisi ada poinnya, jika kejurnas poinnya rendah. Jika ikut kejuaraan yang lebih tinggi, poinnya lebih banyak" ujar Tigor.
Bob Hasan mengatakan syarat untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 sekarang lebih berat. Hal itu dikarenakan selain waktu yang mepet, tiket yang didapat bukan lagi dari catatan waktu si atlet. Melainkan dari poin yang dikumpulkan masing-masing atlet tersebut.
Di sinilah diperlukan strategi cerdas bagi PASI untuk memerhatikan level turnamen dan menjaga penampilan terbaik setiap atlet.
Adapun syarat atlet untuk Olimpiade, di nomor 100 meter mesti mencatat di bawah 10 detik. Harapan terbaik buat Indonesia ada di lari estafet putra 4x100 meter dan lompat jauh. Untuk itu, kata Bob Hasan, kita harus bekerja keras meningkatkan di nomor lain, karena kalau tidak memenuhi syarat kualifikasi, tidak boleh ikut Olimpiade
"Selain kerja keras, makanan juga mesti diperhatikan. Lihat proteinnya. Harus disiplin, atur waktu istirahat" ujar Bob.
Bob Hasan juga bakal mendatangkan lagi maestro, sekaligus konsultan atletik Harry Marra ke Jakarta untuk memberikan training kepada atlet serta pelatih.
Ayo, tingkatkan terus prestasi atletik Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H