Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kakaktua Bermusik untuk Menarik Perhatian Betina!

10 September 2018   04:44 Diperbarui: 10 September 2018   04:57 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kakaktua mempunyai bulu yang begitu indah serta memiliki suara yang terdengar sangat nyaring.

Kakaktua adalah burung yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, sehingga ia sering kali dipakai untuk berbagai macam acara hiburan.

Barangkali Anda mengenal beberapa macam jenis burung ini. Berkat kecerdasannya yang tinggi burung Kakaktua bisa dilatih untuk berbuat apa saja sesuai dengan keinginan tuannya.

Tidaklah aneh, kalau burung ini banyak dipelihara oleh para penggemar burung di seluruh dunia.

Keberadaan burung Kakaktua ini mereka senang menghuni baik hutan primer dan juga hutan sekunder yang berada di tepi hutan.

Untuk Indonesia, burung Kakaktua terdapat banyak di Nusa Tenggara, juga di daerah Saparua, Haraku, serta Seram, Ambon.

Ciri khas dari burung ini adalah terletak pada paruhnya yang berbentuk bengkok dan termasuk dalam keluarga psittacidae.

Selain itu, bentuk kakinya bersilangan. Dua jari mengarah ke belakang dan dua jari lainnya mengarah ke depan. Dengan keadaan seperti itu, Kakaktua bisa memegang secara kuat serta pandai untuk memanjat.

Ciri lain burung ini ada pada warnanya. Hitam, merah muda, dan putih.

Ciri lain yang unik adalah pada lidah serta jambulnya yang berbeda dengan jenis burung biasanya. Tingkah laku burung ini sangat menyenangkan dan istimewa.

Mereka dapat bersosialisasi dengan kita sebagai manusia. Kakaktua bisa mengucapkan beberapa kata yang sering kali didengar sehari-hari.

Banyak terdapat jenis burung Kakaktua ini. Paruhnya yang bengkok, kebiasaannya yang riang, lucu dan perilakunya yang khas, serta pandai menirukan suara manusia, membuat Kakaktua menjadi salah satu primadona para penggemar burung di seluruh dunia.

Sebenarnya, wilayah kita merupakan penyumbang jenis Kakaktua yang paling banyak di dunia, namun sangat disayangkan, akibat perburuan liar yang tiada hentinya, menjadikan populasi burung ini terancam punah.

Musisi alamiah

Salah satu dari sekian jenis burung Kakaktua itu adalah Kakaktua palem. 

Burung Kakaktua palem boleh disebut sebagai bintang rock dari dunia binatang.

Barangkali kita mengerti,  kemampuan menghasilkan irama saat memainkan perkusi adalah sesuatu yang mengakar di dalam biologi manusia. Bagaimana ini berkembang telah lama menarik perhatian ilmuwan - bahkan Charles Darwin menulis tentang kegemaran alami manusia terhadap irama.

Nah, kini ada makhluk lain selain manusia yang ternyata menggunakan alat yang sudah disesuaikan fungsinya untuk menghasilkan ketukan perkusi.

Sementara hewan lain, seperti simpanse, bisa menabuh dahan dan batang pohon, Kakaktua palem dari Australia melakukan keunikan yang menunjukkan kesadaran mereka akan irama musik.

Penemu fenomena ini adalah Robert Heinsohn, pakar biologi konservasi di Australia National University. Suatu hari, ia mengamati burung pemalu tersebut tampak "menggenggam" dahan kayu atau batu dan ia hantam-hantamkan ke batang pohon.

"Sesekali, burung ini berhenti mengetuk, menegakkan jambulnya yang indah, dan mengeluarkan suara mirip tiupan peluit atau pekikan lantang," papar Heinsohn.

Selama lebih dari dua dekade, Heinsohn meneliti Kakaktua tersebut untuk memastikan bahwa bunyi yang dihasilkan adalah musik sejati - didefinisikan sebagai irama teratur, komponen berulang, dan, tentu saja, sentuhan individu.

Hasilnya, seperti ia laporkan di Science Advances, bunyi Kakaktua tersebut sangat dapat diprediksi, mirip musik yang dihasilkan manusia. Dan setiap Kakaktua jantan yang diamati Heinsohn memiliki tipe irama yang berbeda dari pejantan lain.

Mengapa mereka melakukan ini? Untuk menarik betina! Saat si jantan menyadari keberadaan betina di dekat mereka, maka 70 persen burung yang diteliti Heinsohn segera beraksi. Namun, Heinsohn dan timnya tidak mengamati bagaimana reaksi betina terhadap musik si pejantan.

Kakaktua palem ini tidak menari, seperti layaknya burung-burung lain saat menarik lawan jenis. Tampaknya, fokus spesies ini hanya satu: bermusik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun