Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memelihara Sakit Hati atau Mengolahnya Menjadi Prestasi

18 Agustus 2018   04:44 Diperbarui: 18 Agustus 2018   04:42 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola pikir seperti itu akhirnya membuat saya mengucapkan kata yang lebih sopan, diiringi kata maaf karena ia tersinggung dan menyampaikan terima kasih karena mereka justru yang membantu kita mengurangi uang recehan yang tidak terpakai di kantong celana.

Sakit hati ketika orang dekat berucap tidak baik membuat kita introspeksi.

Sehingga akhirnya menjadi tahu penyebab sebenarnya mengapa ia mengeluarkan kata-kata yang tidak baik keluar dari mulutnya.

"Sakit hati terjadi sebab kita berharap terlalu banyak. Dan yang kita terima tak sesuai harapan. Sakit hati bisa juga sebab kita menganggap diri kita terlalu tinggi sehingga tidak menerima saat direndahkan"

Pilihan ada pada kita.

Menyimpan sakit hati atau mengolahnya menjadi prestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun