Albert Einstein dikenal dengan teori relativitas yang telah merevolusi pemahaman kita mengenai ruang, waktu, gravitasi, bahkan alam semesta. Namun, banyak benda sehari-hari di sekitar kita yang juga merupakan warisan pemikiran sang jenius.
Sumbangsih Einstein dalam kehidupan kita sehari-hari yang mungkin tak terduga antara lain laser pointer, yang didasarkan atas gagasan Einstein pada 1917, ketika ia berupaya memahami lebih jauh bagaimana cahaya berinteraksi dengan materi.
Warisan Einstein lain yang tak disangka adalah prediksi saham, yang mengambil prinsip dari makalah Einstein tentang gerakan, yang menjadi bukti tak terbantahkan pertama bahwa bom atom dan molekul benar-benar ada.
Masih banyak lagi produk modern yang berangkat dari pemikiran Einstein.
Salah satunya, kertas tisu. Ya, meski sejarah mencatat bahwa penemuan kertas tisu dilakukan oleh Scott Paper Company dari Pennsylvania pada 1907, Einstein-lah yang meletakkan dasar ilmiah bagi tisu modern.
Dalam makalah fisika pertama yang ditulis Einstein, ia menjabarkan aksi kapiler: fenomena yang memungkinkan kertas tisu menyerap cairan bahkan ketika daya gravitasi menariknya ke bawah. Prinsip ini menjelaskan mengapa lelehan lilin diserap oleh benang sumbu, getah pohon bisa bergerak naik, dan cairan tinta mengalir ke mata pena.
Makalah yang diterbitkan pada 1901 itu juga menguak bahwa sang jenius telah menyambut gagasan tentang atom dan molekul, yang di masa itu masih kontoversial. Einstein yakin, kapilaritas hanya satu dari sekian fenomena yang dapat dijelaskan dengan cara atom dan molekul berinteraksi.
Berikutnya: tenaga surya.
Pada 1958, Angkatan Laut AS meluncurkan Vanguard I, satelit mungil berbentuk bola, menuju orbit Bumi. Vanguard I adalah satelit pertama yang menggunakan teknologi futuristik bernama sel tenaga surya - lempengan semikonduktor yang mengubah sinar matahari menjadi energi listrik.
Sekarang ini, sel tenaga surya menjadi sumber energi utama nyaris ratusan satelit yang mengorbit Bumi. Panel ini juga mudah ditemui di atap-atap rumah, ketika harga yang semakin murah membuat tenaga surya bersaing ketat dengan energi listrik konvensional.
Seperti kertas tisu, Einstein bukan penemu langsung tenaga surya. Namun, ia memaparkan prinsip dasar operasi panel tersebut pada 1905.
Ia memulai dengan analogi sederhana: jika materi adalah solid - artinya, jika setiap unsur di semesta tersusun atas atom dan molekul - maka cahaya seharusnya juga solid.
Einstein berargumen, para ahli fisika telah menemukan bahwa ketika objek solid menyerap atau memancarkan cahaya, itu hanya bisa dilakukan dengan melakukan langkah rahasia naik atau turun dalam energi.
Dan cara termudah untuk memahami fakta aneh ini adalah untuk menduga bahwa cahaya sendiri adalah paket energi yang tak tampak, partikel-partikel cahaya yang kelak diberi nama foton.
Sebelum Einstein, tak seorang pun yang berhasil menjelaskan fenomena ini. Sumbangsih Einstein pada sains begitu penting sehingga ia diganjar dengan Nobel Fisika pada 1921, bukan untuk teori relativitas, melainkan penjabaran efek fotolistrik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H