"Pada tahun 2010, terjadi banjir cukup besar, air memasuki rumah, istri saya minta diambilkan penanak nasi supaya bisa diselamatkan supaya bisa makan" kata bapak beranak empat ini.
"Setelah dibuka, isinya uang tunai sebesar 50 juta. Katanya itu hasil nambal ban dan gajinya dulu buat ongkos naik haji" ceritanya.
Kemudian pada 2011 itu ia mendaftar ibadah haji berdua. 50 juta sebagai biaya awal, sisanya berasal dari motor kesayangan yang dijualnya. Antre tujuh tahun, baru 6 Agustus 2018 mereka berangkat.
"Gusti Allah memberi kemudahan, penghasilan dan pengeluaran itu minus, Alhamdulillah Gusti Allah memanggil saya untuk ke Mekah. Saya akan berangkat pada 6 Agustus" tuturnya.
Ia dan istrinya mengaku mereka hanya akan membawa pakaian secukupnya dan obat-obatan pribadi.
"Soal makanan, panitia telah mempersiapkan. Cukup bawa pakaian secukupnya dan obat-obatan untuk jaga kesehatan di Mekah," tambahnya lagi.
Memang agak sulit dicari sosok kegigihan seperti yang terdapat pada diri Safuan Azis, kita patut menghormati beliau karena keuletannya. Selamat jalan Pak, Bu. Allah beserta Bapak dan Ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H