Vokalis grup band Radja, yang kita kenal dengan nama Ian Kasela, mengakui bahwa ia telah mendaftarkan diri sebagai calon anggota legislatif untuk pileg 2019. Hal tersebut dikatakan Ian saat mengikuti pelatihan bakal calon legislatif di DPP PDIP, kendaraan politiknya, di Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Pembawa lagu "Ga Ada Waktu" itu tetap akan menggunakan nama Ian Kasela saat pendaftaran, bukan nama asli pemberian orangtuanya, Iandika Mulya Ramadhan. Nama panggung Ian Kasela sudah diresmikan oleh pengadilan, pada awal tahun ini.
"Nama panggung yang dikenal, Ian Kasela sebagai vokalis Radja akan tetap saya pakai, sudah diresmikan pengadilan" ujar Ian.
Di pileg ini, ia maju mewakili Dapil 1 Kalimantan Selatan. Nama Kasela tetap menjadi identitas.
"Tanah kelahiran saya di Kalimantan Selatan", terangnya.
Sejak 1996 ia sudah menggunakan nama Ian Kasela sebagai nama panggungnya, bukan nama asli pemberian orangtuanya, Iandika Mulya Ramadhan. Nama Ian sudah menjadi ciri khasnya. Maka, saat pendaftaran ia memakai nama panggung tersebut.
"Tidak ada masalah, sekalian diperkenalkan di KTP bahwa Ian Kasela adalah nama saya. Tapi saya minta izin dulu sama orangtua" kata pria berusia 41 itu.
Pelantun lagu "jujur" ini mempunyai alasan tersendiri mengapa ia ikut pileg 2019. Menurut Ian, semua perundang-undangan dan peraturan di Indonesia dibuat serta disahkan oleh DPR.
"Saya ingin ikut terlibat dalam kebijakan itu. Makanya saya ikut pileg" ujarnya.
Ian mulai tertarik dunia politik saat ia ikut berkampanye untuk salah satu parpol pada 2014 melalui media sosial. Namun baru sekarang hatinya terbuka untuk mencalonkan diri sebagai caleg DPR.
Meski dalam pikirannya sempat terbayang bahwa politik itu punya stigma negatif, rawan korupsi dan kotor, dengan banyaknya artis yang ikut nyaleg, pria asal Banjarmasin tersebut berharap dapat meminimalisir pandangan-pandangan negatif tersebut.
"Dengan banyaknya teman seprofesi sebagai artis ikut kursi parlemen, sedikit dapat meng clear kan bahwa dengan mindset yang biasanya di entertainment, tidak mengenal apa itu yang namanya lobby atau pun jasa dan lain-lain. Semoga hal itu bisa menghapus pandangan bahwa politik itu kotor," terangnya.
Barangkali timbul pertanyaan dalam diri Anda, setelah Ian terpilih menjadi anggota parlemen, apakah ia akan meninggalkan rock style nya yang khas?
Jika memang tuntutan parlemen yang terhormat berkait dengan tata krama, dan etika, Ian siap berubah. Ia siap menerima konsekuensi. Kata Ian sembari tersenyum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H