Anda pernah mendengar atau menggunakan E-Toll, atau Anda sering memakai T-Cash atau Go-Pay? Ketiga teknologi tersebut adalah beberapa contoh dari transaksi cashless yang belakangan cukup populer di Indonesia.Â
Beragam cara cashless kini bermunculan di dunia ekonomi Indonesia guna mendukung pertumbuhan masyarakat yang cashless.Â
Apakah cashless itu?
Cashless berarti tanpa uang tunai. Berbicara sistem cashless diartikan sebagai suatu sistem dimana seluruh sistem pembayaran tidak lagi menggunakan uang fisik/cash, tetapi melalui sistem elektronik seperti dompet virtual atau kartu debit. Diharapkan dengan diluaskannya sistem ini dapat membawa manfaat ke depannya, namun ada juga kekurangan dari sistem ini.
Kelebihan:
Nyaman dan efisien
Pembayaran cashless didesain agar lebih nyaman metodenya jika dibandingkan dengan uang tunai.
Dengan hanya sistem tap atau ditempel, seperti Brizzi, Flazz, T-Cash, juga dengan digesek (kartu debit/kartu kredit). Selain nyaman, juga lebih efisien dalam waktu dan tenaga.
Sistem E-Toll diharapkan agar bisa mengurangi kemacetan, seperti di pintu tol Senayan. Bila menggunakan smartphone, memakai fitur NFC yang di Indonesia belum populer. Dengan NFC Anda hanya men tap smartphone di mesin EDC (Electronic Data Capture) bila bertransaksi. Anda tidak usah repot memikirkan uang kembalian karena jumlah uang yang terpakai sudah pas sesuai angka transaksi.
Mudah melihat transaksi
Dengan cashless Anda dapat menelusuri jejak kemana dan dipakai buat apa saja uang Anda? Anda dapat mengetahui waktu, tempat, jumlah transaksi yang Anda lakukan. Dengan demikian, Anda dapat mengontrol transaksi agar tidak ada penyalahgunaan dan mengurangi pengeluaran jika sudah berlebihan.
Promo dan penawaran
Cashless sering menawarkan dan promo mengenai merek-merek tertentu yang telah bekerjasama. Promo dapat menghemat pengeluaran. Harap diingat cashless bekerjasama dengan vendor yang berbeda-beda dan untuk tempat yang berbeda-beda. Umpamanya, Â T-Cash yang memberi promo di bioskop serta rumah makan cepat saji. Produk cashless kini terus bermunculan bersaingan satu sama lain. Pertimbangkan vendor mana yang memberi penawaran sebelum memutuskan memilih suatu produk cashless.
Sistem bayar Grab Credits atau GO-Pay umpamanya memberi kesempatan Anda untuk bertransportasi dari dan suatu tempat ke tempat kerja Anda. Diskon-diskon juga dapat Anda peroleh, yang bermakna Anda bisa menghemat pengeluaran.
Kekurangan:
Cenderung lebih boros
Dengan tidak menggunakan uang tunai, lama-lama hal itu akan berpengaruh pada kebiasaan belanja Anda. Bila Anda menggunakan uang fisik, tentu Anda mengeluarkan sejumlah uang tertentu, sedang bila dengan cashless, walau Anda sadar telah menggunakan uang, tetapi itu tidaklah terjadi secara tunai. Hal tersebut mengakibatkan kesadaran akan berkurang sehingga timbul kecenderungan untuk terus menggunakan uang yang berakibat pemborosan. Sedikit saran, lihatlah sisa uang Anda setiap kali bertransaksi, untuk memberi kesadaran pada jumlah uang yang masih tersedia dan mengurangi pemborosan.
Pemahaman teknologi
Karena berbasis sistem elektronik, pengguna harus mempunyai pemahaman yang cukup teknologi dan penggunaannya. Â Cashless selalu berhubungan dengan mesin-mesin seperti EDC, ATM, atau smartphone. Hal tersebut masih menjadi kendala bagi baby boomer atau kaum lansia yang tidak terbiasa dengan teknologi, yang masihlah banyak jumlahnya di Indonesia.
Itulah mengapa cashless masih bertumpu di Jakarta. Selain itu mereka akan sulit mempercayai cashless sehingga akan sulit untuk mengubah perilaku bertransaksi mereka.
Melek teknologi serta edukasi tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat.
Jika hilang akan merugikan
Jika Anda baru saja melakukan top up dengan jumlah tertentu, lalu karena satu dan lain hal, kartu tersebut hilang. Inilah salah satu risiko.
Beberapa kartu tidak memfasilitasi Anda back up nominal Anda ke kartu yang baru, mengakibatkan dana Anda akan hilang begitu saja.
Sebagai saran, simpanlah kartu dengan baik dan pasti. Misalnya menempelkan kartu pada casing handphone atau dikalungkan di leher. Dan jangan top up terlalu banyak, untuk menghindari peristiwa buruk seperti demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H