Puasa tak menghalangi Aries berlatih demi mengangkat nama harum Indonesia di dunia internasional.
 Di bulan puasa itu Aries berlatih melakukan pemanasan agar otot-ototnya tidak tegang. Ia berlari-lari kecil melakukan hanging, skipping, sebentar duduk melemaskan otot-otot kaki, kemudian berdiri dan berlari-lari kecil lagi.
Sebagai tambahan pada hasil IFSC World Cup 2018 di Cina itu, selain Aries yang menyabet emas, rekannya Aspar Jaelolo memperoleh perak serta Puji Lestari mendapat perunggu.
Latihan di stadion Mandala Krida Yogyakarta di bulan puasa itu adalah latihan pertama tim seusai pulang dari Chongqing. Sesekali Aries bercanda dengan rekan-rekannya.
"Waktu di Cina itu saya hanya berpikir bagaimana saya harus ngibarin merah putih" ujar Aries.
"Alhamdulillah saya nomor satu, tanpa orang-orang di belakang saya, pengurus, pelatih dan kalau saya tidak dipanggil ke pelatnas belum tentu saya menang" kata Aries sembari tersenyum manis.
Aries lahir di desa Taruman, kecamatan Klambu, Grobogan, sejak SD aktif di olahraga atletik dan baru kelas 2 SMP ia terjun ke olahraga panjat tebing.
Ketertarikan Aries pada panjat tebing dimulai ketika ia melihat tayangan televisi, di situ ia melihat ada tayangan panjat tebing yang dinilainya seru dan menantang. "Saat itulah saya tertarik"
Dunia panjat tebing yang dipilihnya secara serius, terbukti sampai-sampai Aries meninggalkan bangku kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Semarang sebagai mahasiswi S1 bidang Manajemen. Semester 3 ia tinggalkan.
" Kalau bisa saya lanjutkan seusai Asian Games" lanjut Aries.
Aries berlatih terus untuk Asian Games, yang akan berlangsung tak lama lagi.